Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Minggu, 15 Januari 2017

,
TIK singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan nama mata pelajaran berbasis teknologi yang tumbuh berkembang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Banyak yang menyebutkan bahwa pelajaran TIK adalah pelajaran komputer.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang komputer mulai diartikan sebagai pembelajaran yang menyenagkan dan juga ada yang mengatakan menyesatkan. Tidak hanya dari kalangan anak-anak, remaja sampai yang tua pun mengerti akan dunia komputer dengan berbagai program dan aplikasi yang diterapkan. Semakin berkembangnya komputer yang ibarat pisau bermata dua, pemerintah mulai merubah struktur kurikulum yang berlaku pada dunia pendidikan, kurikulum pemerintah yang diharapkan bisa mewadahi perkembangan zaman dengan era teknologi yang pesat malah diupayakan untuk mencegah perkembangan teknologi tersebut.

Kurikulum yang diterapkan pemerintah berbasis teknologi sebagai alat, berharap bisa banyak membawa pendidikan yang memanfaatkan peranan teknologi dengan implementasi kurtilas (sebutan kurikulum 13). Pada kenyataannya justru struktur kurikulum 13 menjadikan TIK kehilangan perannya dalam dunia pendidikan, banyak guru-guru TIK yang resah dan mulai membentuk suatu organisasi untuk mempertahankan keberadaan TIK dalam struktur kurikulum pendidikan bangsa ini. Pemerintah masih menyempurnakan pembahasan kurikulum yang sampai sekarang masih dijadikan uji  coba.

TIK atau komputer sedikit demi sedikit mulai pudar, kecenderungan siswa untuk penggunaan teknologi terbatas pada pemakaian untuk game, media sosial dan melihat film atau video. Tidak lagi ada kaitan dengan pembelajaran secara khusus yang pada dasarnya dulu dikenalkan untuk mengarahkan pendidikan siswa pada pengetikan naskah, pembuatan formula dan juga untuk penyajian karya dengan animasi. Banyak masyarakat yang mengeluhkan kejahatan dari media dunia maya (internet), mulai dari sosial media seperti facebook, twitter, instragram dan lain sebagainya dengan fasilitas programnya yang dikonsumsi oleh para siswa tanpa adanya filter. Pemerintah dengan perubahan kurikulum yang meniadakan mata pelajaran TIK dianggap suatu keputusan yang tepat, ditambah dengan mulai maraknya larangan-larangan membawa peralatan teknologi informasi dan komunikasi ke area sekolah menjadikan peranan TIK menjadi tumpul. Semakin parah lagi ada rumor di berbagai group media sosial yang mengatakan laborat komputer mulai diabaikan, banyak laborat komputer yang alih fungsi, bahkan ada kemungkinan laborat komputer hanya dijadikan gudang penumpukan komputer-komputer.

Perkembangan era teknologi dibarengi dengan berbagai kegiatan yang terkomputerisasi tapi justru mata pelajaran TIK di tingkat sekolah dihilangkan sungguh ironis sekali. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menggalakkan Ujian Berbasis Komputer tetapi pembelajaran untuk komputer tingkat dasar malah diubah menjadi sekedar bimbingan teknologi. Sejalan dengan banyaknya sekolah yang mulai mengimplementasikan kurtilas, mata pelajaran TIK diubah menjadi alat bantu dan difokuskan pada BTIK (Bimbingan TIK). Pemerintah mulai berfikir tidak pada orientasi di lapangan (dalam hal ini sekolah), coba kita berpikir secara nyata, dimana teknologi yang semakin pesat berkembang membutuhkan kecerdasan para generasi untuk mengikuti perkembangan tersebut, dengan pemberlakuan bimbingan TIK tidaklah mungkin untuk bisa mengikuti perkembangan dan juga untuk memfilter perkembangan tersebut.

Bimbingan TIK dilakukan kepada para peserta yang membutuhkan untuk bimbingan, sedangkan waktu untuk bimbingan terbatas, sejalan dengan pemikiran tersebut seolah-olah para guru TIK yang akan membimbing seperti nganggur menunggu siapa-siapa yang akan melakukan bimbingan dan kebanyakan karena dianggap tidak begitu penting maka tidak ada yang bimbingan.

Kenapa mata pelajaran TIK di era teknologi justru dihilangkan?, menurut penulis sebaiknya justru mata pelajaran TIK yang diolah dan disempurnakan muatan keilmuan dan materinya dimana bisa menjadi filter dan arahan untuk menjadikan generasi muda melek akan teknologi yang bisa membawa peningkatan wawasan tentang teknologi informasi dan komunikasi yang lebih baik. Generasi muda tidak hanya bisa ngegame tetapi bisa menciptakan game, siswa tidak hanya bisa melihat tulisan dari blog yang ada diinternet tetapi bisa mewarnai membuat blog yang berisi konten yang baik, siswa tidak hanya melihat youtube yang disinyalir banyak sisi negatifnya tetapi bisa memasukkan film yang bersifat membangun ke dalam youtube.

TIK yang sekarang tidak hanya sekedar pengertian komputer tetapi sudah merambah pada pemanfaatan internet menjadikan sudut pandang yang membingungkan karena disisi lain dengan adanya internet memudahkan dan mempercepat dalam mengakses informasi tetapi disisi lainya lagi, internet bisa menghancurkan. Oleh sebab itu penulis berkeyakinan dengan memberlakukan mata pelajaran TIK kembali pada posisinya dalam kurikulum tentunya diharapkan para guru TIK yang dengan keahliannya tidak hanya mengajarkan perkembangan TIK dengan fasilitas-fasilitasnya saja tetapi juga membimbing dan mengarahkan ke hal positif yang bisa diambil dari TIK di era teknologi ini.

Bisa kita bayangkan jika diteruskan dengan rencana pemerintah yang akan memberlakukan kurtilas ditahun pelajaran yang akan datang dengan mengesampingkan mata pelajaran TIK maka bisa dipastikan bahwa pengaruh teknologi akan dengan cepat mempengaruhi kehidupan generasi mendatang tanpa ada yang mampu memfilternya. Dengan hanya melarang membawa laptop, hp, tablet ke area sekolah tidak akan mampu membendung sisi negatif dari perkembangan TIK itu sendiri. Tetapi dengan mengembalikan mata pelajaran TIK pada struktur kurikulum dan membekali para guru TIK dengan materi mendidik, mengarahkan dan membimbing keperilaku penggunaan dan pemanfaatan TIK kehal yang positif, setidaknya generasi merasa diperhatikan dan diawasi.

Generasi mendatang yang merupakan generasi serba coba-coba dan berimajinasi akan terus berusaha untuk mengerti, tanpa diawasi dan diarahkan maka jangan harapkan generasi mendatang akan menjadi generasi membanggakan di dunia modern ini.  Dunia pendidikan yang membutuhkan peranan teknologi menjadikan ketidakseimbangan dimana teknologi dibatasi perkembangannya, siswa justru akan menjadi tumpul dan berkembangan kearah teknologi yang bersifat negatif. Ibarat pepatah janganlah engkau larang tapi kenalkan dengan sisi baiknya tetapi jangan menutupi sisi jeleknya. Karena semakin dilarang maka akan menjadikan kecenderungan kehal yang negatif.

Era teknologi merupakan perkembangan zaman yang menuntut adanya TIK sebagai tumpuan, pada zaman ini semua lini dalam berkehidupan tidak akan lepas dengan teknologi, mulai dari pencarian alamat seseorang dengan mengandalkan teknologi pelacakan google maps, pengiriman surat menggunakan email, telepon yang sudah model portable (bisa dipindahkan), sampai pada penulisan surat aja dahulu menggunakan manual dan mesin ketik sekarang sudah menggunakan komputer. Perkembangan TIK di dunia pendidikan semisalnya sekarang sudah mulai digalakkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), test-test pendaftaran yang juga sudah model on-lane dan lain sebagainya. Apabila mata pelajaran TIK tetap ada pada struktur kurikulum setidaknya untuk pembelajaran TIK dapat difokuskan untuk pemantapan komputerisasi dalam segala hal, siswa yang kelas 9 untuk jenjang SMP bisa materinya penggunaan latihan ujian nasional, mencari informasi sekolah-sekolah lanjutan dan karya lomba menggunakan komputer dan lain sebagainya.

Pada dasarnya TIK diera teknologi modern ini sangatlah perlu untuk diajarkan diberbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari tingkat SMP/MTs diajarkan materi yang fokus pada proses pengetikan dan rumus formula juga latihan soal-soal ujian nasional berbasis komputer dan on-line, pada tingkat SMP/SMK diajarkan materi presentasi dan paparan juga pengenalan program-program animasi dan karya inovatif, untuk tingkat SMK itu sendiri bisa diajarkan materi yang sesuai dengan jurusan sekolahnya masing-masing, seperti multimedia berarti materi pembuatan film dan sebagainya.

Dengan penguasaan TIK yang mendasar dan adanya filter rambu-rambu penggunaan dan pemanfaatan TIK, tentunya para generasi muda akan lebih selektif dalam pemanfaatan TIK khususnya yang berkaitan dengan internet. Internet sudah menjadi kebutuhan mendasar untu mencari informasi dan bahkan juga dapat sebagai ajang pencari uang bagi penguasa TIK yang terampil dan cerdas. Meskipun internet tidak sedikit hal negatifnya, karena sudah dibekali dengan arahan yang ada pada mata pelajaran TIK dari bangku sekolah mulai dari SMP setidaknya dapat memberikan filter atau pencegahan kehal yang negatif.

TIK akan membawa dampak yang luas dari segi pendidik dan peserta didik, dari pendidik dapat mengkolaborasikan pengetahuan keilmuannya dengan perkembangan TIK dalam kehidupan sehari-hari sedangkan peserta didik dapat memanfaatkan perkembangan TIK dengan penyampaian informasi yang cepat juga sebagai ladang untuk menciptakan lapangan usaha ataupun ladang mencari uang jika sudah selesai dalam pendidikan.

Begitu pentingnya TIK sebagai mata pelajaran sehingga tidak dapat diubah apalagi digantikan. Mata pelajaran TIK justru menjadi acuan perkembangan dunia pendidikan. Peran mata pelajaran TIK sungguhlah komplek, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang mengajaran tentang kaitan dengan teknologi dan komunikasi saja tetapi lebih mendalam pada penggunaan dan dampak akibat dari perkembangan teknologi juga. Jadi menurut penulis TIK akan lebih penting dan berperan jikalau diposisikan sebagai mata pelajaran dan tidak hanya sebagai bimbingan saja. Ketika TIK diposisikan sebagai bimbingan maka TIK akan kehilangan ruhnya, karena ketika TIK diposisikan sebagai mata pelajaran maka secara tidak langsung akan mengarahkan cara penggunaan, aturan dan kode etik dalam penggunaan TIK itu sendiri. Peran penting TIK sebagai mata pelajaran juga dapat diartikan sebagai tangan panjang pemerintah yang menghubungkan dengan dunia pendidikan yaitu salah satunya membatu pemerintah dalam mensosialisasikan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang sedang gencar diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya mata pelajaran TIK tentunya peserta didik dapat memahami pemberlakuan UU ITE melalui kegiatan belajar mengajar yang dijelaskan dan dipaparkan oleh Guru TIK.

Rabu, 04 Januari 2017

,
Jari tangan kita terdapat kuku yang setiap saat pasti cenderung kita bersihkan. Ujung kuku bisa kita maknakan sebuah pembelajaran kehidupan. Ujung kuku kadang cuma kita perhatikan secara fisik yang cenderung tempat suatu kotoran, karena ujung kuku sering terlihat hitam. Untuk para pekerja berat sudah semestinya mereka kurang begitu memperhatikan ujung kuku jari-jari mereka.

Pelajaran yang dapat kita petik dari ujung kuku jari kita adalah bahwa ujung kuku selalu tumbuh. ujung kuku jari tak kenal dengan putus asa. Ujung kuku jari kita dibersihkan atau tidak, dirawat atau tidak pastilah akan selalu tumbuh dan semakin panjang. Ujung jari kuku kita meskipun kita pangkas pasti akan tumbuh lagi. Marilah kita mengambil pelajaran tersebut, kita jangan pernah menyerah dengan keadaan apapun. Di mana kita berada dan dalam kondisi apa sudah semestinya kita tetap bersemangat.

Kegagalan bukan akhir dari segalanya dan yakinlan bahwa manusia diciptakan bukan untuk gagal. Gagal hanya pada usaha atau pekerjaan atau aktifitas kita saja. Bukan kita yang gagal. Misalnya kita bekerja sudah dengan sungguh-sungguh tetapi belum menampakkan hasil yang memuaskan, itu bukan berarti kita gagal.

Marilah kita beraktifitas tanpa berfikir gagal, karena orang takut gagal adalah orang yang menyongsong gagal itu sendiri. Kita hanya bisa berusaha dan berdo'a untuk berhasil sesuai dengan target dan keinginan kita adalah urusah Allah. Kenapa kita harus egois, kenapa kita tidak bisa menerima orang lain lebih?
Bisa kita ibaratkan ujung kuku jari kita tadi, ujung kuku tidak pernah mengeluh, ujung kuku tidak pernah punya malu, ujung kuku hanya berusaha dan walaupun ketika sudah kelihatan panjang sang empunya langsung memotong. 

Ujung kuku jari kita walau kotor tetap aja berusaha untuk tumbuh. Tidak pernah komentar kotor apa bersih, yang jelas tumbuh dan tidak ada kata takut. hehehe, memangnya kuku bisa ngomong?
Bukan itu yang dimaksudkan, tetapi kita perlu mencontoh bahwa kita tidak perlu malu, takut bahkah punya perasaan ini itu untuk berkembang maju. Bravo kita semua, maaf kalau ada yang tidak berkenan dari tulisan ini. Hanya mengajak bahwa berkembang dan maju itu adalah hak kita semua dan kita juga punya untuk mendapatkan penghargaan dari semangat dan kemajuan kita.

Kadangkalanya kita selalu semangat ketika berhasil tetapi ketika tidak sesuai harapan kita kadang merasa terpuruk dan tidak mau menerima hasil yang terburuk. Harusnya selalu berjiwa besar, mau menerima keadaan apapun. Katakan semangat dalam kondisi apapun.

Follow Us @soratemplates