,
TIK singkatan dari Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) merupakan nama mata pelajaran berbasis teknologi yang tumbuh
berkembang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Banyak yang
menyebutkan bahwa pelajaran TIK adalah pelajaran komputer.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan
yang komputer mulai diartikan sebagai pembelajaran yang menyenagkan dan juga
ada yang mengatakan menyesatkan. Tidak hanya dari kalangan anak-anak, remaja
sampai yang tua pun mengerti akan dunia komputer dengan berbagai program dan
aplikasi yang diterapkan. Semakin berkembangnya komputer yang ibarat pisau
bermata dua, pemerintah mulai merubah struktur kurikulum yang berlaku pada
dunia pendidikan, kurikulum pemerintah yang diharapkan bisa mewadahi
perkembangan zaman dengan era teknologi yang pesat malah diupayakan untuk
mencegah perkembangan teknologi tersebut.
Kurikulum yang diterapkan pemerintah berbasis
teknologi sebagai alat, berharap bisa banyak membawa pendidikan yang
memanfaatkan peranan teknologi dengan implementasi kurtilas (sebutan kurikulum
13). Pada kenyataannya justru struktur kurikulum 13 menjadikan TIK kehilangan
perannya dalam dunia pendidikan, banyak guru-guru TIK yang resah dan mulai
membentuk suatu organisasi untuk mempertahankan keberadaan TIK dalam struktur
kurikulum pendidikan bangsa ini. Pemerintah masih menyempurnakan pembahasan
kurikulum yang sampai sekarang masih dijadikan uji coba.
TIK atau komputer sedikit demi sedikit mulai
pudar, kecenderungan siswa untuk penggunaan teknologi terbatas pada pemakaian
untuk game, media sosial dan melihat film atau video. Tidak lagi ada kaitan
dengan pembelajaran secara khusus yang pada dasarnya dulu dikenalkan untuk
mengarahkan pendidikan siswa pada pengetikan naskah, pembuatan formula dan juga
untuk penyajian karya dengan animasi. Banyak masyarakat yang mengeluhkan
kejahatan dari media dunia maya (internet), mulai dari sosial media seperti
facebook, twitter, instragram dan lain sebagainya dengan fasilitas programnya
yang dikonsumsi oleh para siswa tanpa adanya filter. Pemerintah dengan
perubahan kurikulum yang meniadakan mata pelajaran TIK dianggap suatu keputusan
yang tepat, ditambah dengan mulai maraknya larangan-larangan membawa peralatan
teknologi informasi dan komunikasi ke area sekolah menjadikan peranan TIK
menjadi tumpul. Semakin parah lagi ada rumor di berbagai group media sosial
yang mengatakan laborat komputer mulai diabaikan, banyak laborat komputer yang
alih fungsi, bahkan ada kemungkinan laborat komputer hanya dijadikan gudang
penumpukan komputer-komputer.
Perkembangan era teknologi dibarengi dengan
berbagai kegiatan yang terkomputerisasi tapi justru mata pelajaran TIK di tingkat
sekolah dihilangkan sungguh ironis sekali. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sedang menggalakkan Ujian Berbasis Komputer tetapi pembelajaran
untuk komputer tingkat dasar malah diubah menjadi sekedar bimbingan teknologi.
Sejalan dengan banyaknya sekolah yang mulai mengimplementasikan kurtilas, mata
pelajaran TIK diubah menjadi alat bantu dan difokuskan pada BTIK (Bimbingan
TIK). Pemerintah mulai berfikir tidak pada orientasi di lapangan (dalam hal ini
sekolah), coba kita berpikir secara nyata, dimana teknologi yang semakin pesat berkembang membutuhkan kecerdasan para
generasi untuk mengikuti perkembangan tersebut, dengan pemberlakuan bimbingan
TIK tidaklah mungkin untuk bisa mengikuti perkembangan dan juga untuk memfilter
perkembangan tersebut.
Bimbingan TIK dilakukan kepada para peserta
yang membutuhkan untuk bimbingan, sedangkan waktu untuk bimbingan terbatas,
sejalan dengan pemikiran tersebut seolah-olah para guru TIK yang akan
membimbing seperti nganggur menunggu siapa-siapa yang akan melakukan bimbingan
dan kebanyakan karena dianggap tidak begitu penting maka tidak ada yang
bimbingan.
Kenapa mata pelajaran TIK di era teknologi
justru dihilangkan?, menurut penulis sebaiknya justru mata pelajaran TIK yang
diolah dan disempurnakan muatan keilmuan dan materinya dimana bisa menjadi
filter dan arahan untuk menjadikan generasi muda melek akan teknologi yang bisa
membawa peningkatan wawasan tentang teknologi informasi dan komunikasi yang
lebih baik. Generasi muda tidak hanya bisa ngegame tetapi bisa menciptakan
game, siswa tidak hanya bisa melihat tulisan dari blog yang ada diinternet
tetapi bisa mewarnai membuat blog yang berisi konten yang baik, siswa tidak
hanya melihat youtube yang disinyalir banyak sisi negatifnya tetapi bisa
memasukkan film yang bersifat membangun ke dalam youtube.
TIK yang sekarang tidak hanya sekedar
pengertian komputer tetapi sudah merambah pada pemanfaatan internet menjadikan
sudut pandang yang membingungkan karena disisi lain dengan adanya internet
memudahkan dan mempercepat dalam mengakses informasi tetapi disisi lainya lagi,
internet bisa menghancurkan. Oleh sebab itu penulis berkeyakinan dengan
memberlakukan mata pelajaran TIK kembali pada posisinya dalam kurikulum
tentunya diharapkan para guru TIK yang dengan keahliannya tidak hanya
mengajarkan perkembangan TIK dengan fasilitas-fasilitasnya saja tetapi juga
membimbing dan mengarahkan ke hal positif yang bisa diambil dari TIK di era
teknologi ini.
Bisa kita bayangkan jika diteruskan dengan
rencana pemerintah yang akan memberlakukan kurtilas ditahun pelajaran yang akan
datang dengan mengesampingkan mata pelajaran TIK maka bisa dipastikan bahwa
pengaruh teknologi akan dengan cepat mempengaruhi kehidupan generasi mendatang
tanpa ada yang mampu memfilternya. Dengan hanya melarang membawa laptop, hp,
tablet ke area sekolah tidak akan mampu membendung sisi negatif dari
perkembangan TIK itu sendiri. Tetapi dengan mengembalikan mata pelajaran TIK
pada struktur kurikulum dan membekali para guru TIK dengan materi mendidik,
mengarahkan dan membimbing keperilaku penggunaan dan pemanfaatan TIK kehal yang
positif, setidaknya generasi merasa diperhatikan dan diawasi.
Generasi mendatang yang merupakan generasi
serba coba-coba dan berimajinasi akan terus berusaha untuk mengerti, tanpa
diawasi dan diarahkan maka jangan harapkan generasi mendatang akan menjadi
generasi membanggakan di dunia modern ini.
Dunia pendidikan yang membutuhkan peranan teknologi menjadikan ketidakseimbangan
dimana teknologi dibatasi perkembangannya, siswa justru akan menjadi tumpul dan
berkembangan kearah teknologi yang bersifat negatif. Ibarat pepatah janganlah
engkau larang tapi kenalkan dengan sisi baiknya tetapi jangan menutupi sisi
jeleknya. Karena semakin dilarang maka akan menjadikan kecenderungan kehal yang
negatif.
Era teknologi merupakan perkembangan zaman
yang menuntut adanya TIK sebagai tumpuan, pada zaman ini semua lini dalam
berkehidupan tidak akan lepas dengan teknologi, mulai dari pencarian alamat
seseorang dengan mengandalkan teknologi pelacakan google maps, pengiriman surat
menggunakan email, telepon yang sudah model portable (bisa dipindahkan), sampai
pada penulisan surat aja dahulu menggunakan manual dan mesin ketik sekarang
sudah menggunakan komputer. Perkembangan TIK di dunia pendidikan semisalnya
sekarang sudah mulai digalakkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),
test-test pendaftaran yang juga sudah model on-lane dan lain sebagainya. Apabila
mata pelajaran TIK tetap ada pada struktur kurikulum setidaknya untuk
pembelajaran TIK dapat difokuskan untuk pemantapan komputerisasi dalam segala
hal, siswa yang kelas 9 untuk jenjang SMP bisa materinya penggunaan latihan
ujian nasional, mencari informasi sekolah-sekolah lanjutan dan karya lomba
menggunakan komputer dan lain sebagainya.
Pada dasarnya TIK diera teknologi modern ini
sangatlah perlu untuk diajarkan diberbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai
dari tingkat SMP/MTs diajarkan materi yang fokus pada proses pengetikan dan
rumus formula juga latihan soal-soal ujian nasional berbasis komputer dan on-line,
pada tingkat SMP/SMK diajarkan materi presentasi dan paparan juga pengenalan
program-program animasi dan karya inovatif, untuk tingkat SMK itu sendiri bisa
diajarkan materi yang sesuai dengan jurusan sekolahnya masing-masing, seperti
multimedia berarti materi pembuatan film dan sebagainya.
Dengan penguasaan TIK yang mendasar dan
adanya filter rambu-rambu penggunaan dan pemanfaatan TIK, tentunya para
generasi muda akan lebih selektif dalam pemanfaatan TIK khususnya yang
berkaitan dengan internet. Internet sudah menjadi kebutuhan mendasar untu
mencari informasi dan bahkan juga dapat sebagai ajang pencari uang bagi
penguasa TIK yang terampil dan cerdas. Meskipun internet tidak sedikit hal
negatifnya, karena sudah dibekali dengan arahan yang ada pada mata pelajaran
TIK dari bangku sekolah mulai dari SMP setidaknya dapat memberikan filter atau
pencegahan kehal yang negatif.
TIK akan membawa dampak yang luas dari segi
pendidik dan peserta didik, dari pendidik dapat mengkolaborasikan pengetahuan
keilmuannya dengan perkembangan TIK dalam kehidupan sehari-hari sedangkan
peserta didik dapat memanfaatkan perkembangan TIK dengan penyampaian informasi
yang cepat juga sebagai ladang untuk menciptakan lapangan usaha ataupun ladang
mencari uang jika sudah selesai dalam pendidikan.
Begitu pentingnya TIK sebagai mata pelajaran
sehingga tidak dapat diubah apalagi digantikan. Mata pelajaran TIK justru
menjadi acuan perkembangan dunia pendidikan. Peran mata pelajaran TIK
sungguhlah komplek, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang mengajaran tentang
kaitan dengan teknologi dan komunikasi saja tetapi lebih mendalam pada
penggunaan dan dampak akibat dari perkembangan teknologi juga. Jadi menurut
penulis TIK akan lebih penting dan berperan jikalau diposisikan sebagai mata
pelajaran dan tidak hanya sebagai bimbingan saja. Ketika TIK diposisikan
sebagai bimbingan maka TIK akan kehilangan ruhnya, karena ketika TIK
diposisikan sebagai mata pelajaran maka secara tidak langsung akan mengarahkan
cara penggunaan, aturan dan kode etik dalam penggunaan TIK itu sendiri. Peran
penting TIK sebagai mata pelajaran juga dapat diartikan sebagai tangan panjang
pemerintah yang menghubungkan dengan dunia pendidikan yaitu salah satunya
membatu pemerintah dalam mensosialisasikan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) yang sedang gencar diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan adanya mata pelajaran TIK tentunya peserta
didik dapat memahami pemberlakuan UU ITE melalui kegiatan belajar mengajar yang
dijelaskan dan dipaparkan oleh Guru TIK.