Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Minggu, 19 Desember 2021

,

 


Sumber gambar: flyer challenge for publisher AISEI Desember 2021

Gadis kecil yang sangat periang ini bernama Ghaisani. Ghaisani akrap dipanggil dengan sebutan Sani. Dia hidup dalam keluarga sederhana.  Diusianya yang dibilang masih kecil, Sani selalu menunjukkan perilaku yang ceria, murah senyum dan menarik perhatian kedua orang tuanya dan juga orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Sani setiap hari selalu bangun pagi, kemudian beribadah dan membantu ibunya untuk menyiapkan makan pagi sekeluarga. Ayah Sani hanya seorang pegawai biasa, sedangkan ibunya penjual makanan ringan.

Saat ini merupakan waktu yang ditunggu-tunggunya untuk bersekolah. Seperti biasanya Sani bangun pagi, beribadah dan membantu ibunya menggoreng makanan ringan untuk dijual. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 6:30 WIB, Sani segera bergegas mandi dan berganti pakaian seragam sekolahnya. Sani sudah pintar memakai pakaian sendiri. Setelah selesai mandi Sanipun memakai seragam sekolahnya dengan baju atasan warna putih dan bawahan rok warna merah, dengan sabuk ikat pinggang warna hitam.

Senyum-senyum Sani memakai dasi merah kombinasi biru sambil bernyanyi kecil. Selesai dengan seragamnya Sani mulai berdandan merapikan rambut hitam pendeknya. Sambil masih bernyanyi kecil dan memperhatikan wajahnya di cermin. Tampak ceria dengan senyuman lebar menyungging di bibir mungilnya dengan menampakkan deretan gigi putih bersih. Setelah dirasa sudah rapi dengan pakaiannya serta rambut yang tertata, Sani segera mengecek buku, alat tulis dalam tas hijaunya. Setelah dirasakan lengkap, Sani menuju tempat sepatu sekolahnya.

Kaos kaki putih bergaris lingkar hitam dibagian atas dan sepatu hitam menambah keserasian  seragam sekolah tingkat dasar yang dikenakan oleh Sani. Sambil menjinjing dan kemudian menggendong tas hijau di punggungnya, Sani kembali berdiri di depan cermin dan berteriak ke ibunya untuk segera mengatarkan berangkat sekolah. Keceriaan yang akan membawa dampak positif bagi Sani dalam menimba ilmu di tingkat sekolah dasar. Ada semangat yang memperlihatkan kesungguhan untuk meraih kesuksesan belajar pada diri Sani. Bangga dan semangat untuk belajar menjadi penentu dalam kesuksesan.  Dan Sanipun berangkat sekolah diantar oleh ibunya.

#AISEIChallenge, #CeritaAnak

Minggu, 12 Desember 2021

,

 


Sumber gambar : flyer challenge for publisher AISEI Desember 2021

Keceriaan tampak pada wajah Anin. Gadis cilik bernama Anindya Putri yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 ini sering dikenal dan disapa dengan panggilan Anin. Setelah sekian lama harus dibatasi dengan peraturan tidak boleh kemana-mana karena adanya wabah corona. Sekolah, belajar dan bahkan bermain hanya dilakukan di rumah menimbulkan kebosan yang dirasakan Anin.


Beberapa bulan yang lalu Anin dan teman-temannya diperbolehkan untuk Pertemuan Tatap Muka (PTM) dan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Walaupun PTM dilaksanakan secara singkat dengan durasi waktu hanya dua sampai tiga jam pelajaran, setidaknya sudah memberikan angin segar dan menghilangkan kebosanan. Waktu kian berjalan dan pembelajaran sudah sampai pada akhir semester pertama dengan dilaksanakannya Penilaian Akhir Semester (PAS).


Setelah menyelesaikan pengerjaan PAS dan sambil menunggu ada tidaknya nilai yang perlu diperbaiki, Anin selalu mengajak kakaknya untuk bersepeda keliling lingkungan rumah. Anin begitu semangat setiap hari untuk bermain sepeda. Setiap hari bangun pagi setelah sholat subuh langsung mandi dan tak lupa menyentuh sepedanya untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk bersepedaan di depan rumah. Sambil bernyanyi riang bolak-balik sepeda dikayuh di jalan depan rumah sambil memanggil kakaknya untuk menemani bersepeda.


Ya, walaupun tidak ada libur akhir semester atau libur akhir tahun, tidak menghilangkan keceriaan Anin dipenghujung tahun ini. Bermain sepeda dipagi hari dan juga sore hari ba’da Ashar membuat rasa senang dan juga menghilangkan kejenuhan yang dialami Anin karena selalu dilarang untuk keluar rumah. Ketika diperhatikan di jalan lingkungan rumah ternyata tidak hanya Anin sendiri yang bermain sepeda, banyak juga anak-anak lain yang mungkin dari kampung lain juga bermain sepeda. Apalagi jika hari minggu pasti banyak yang bersepeda di jalan depan rumah, tidak hanya anak-anak seusia Anin tetapi yang dewasa dan tua pun juga ada.


Bersepeda dipenghujung tahun mungkin menjadi alternatif baik untuk anak bermain dan berbahagia, selain tidak harus jauh-jauh dengan biaya yang tinggi dapat juga dijadikan alternatif olah raga serta menghilangkan kejenuhan.   Keceriaan Anin dengan bersepeda juga dirasakan oleh kedua orangtuanya, karena tidak perlu berpikir untuk liburan luar kota yang tentu juga banyak mengeluarkan biaya. Terlihat dari senyum kedua orang tua Anin ketika melihat sang anak bersepeda ria di depan rumah.


Walaupun sepeda kuningnya tidak baru, Anin tetap ceria mengayuh sepeda itu kesana-kemari. Seperti tidak mengenal lelah dan bahkan sambil berteriak-teriak serta bernyanyi menghampiri teman-teman lainnya. Keakraban terlihat dari mereka menyapa satu dengan yang lainnya dan saling kejar mengayuh sepeda untuk dapat di urutan paling depan. Tidak harus dengan sepeda baru untuk bisa bersepeda dan ceria, itu yang ditunjukkan Anin dan teman-teman sepermainnya. Penghujung tahun yang ceria dengan bersepeda.

#CeritaAnak, #ChallengeMinggu1, #AISEICernakDesember



Follow Us @soratemplates