Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Sabtu, 31 Oktober 2020

,

Sabtu, 31 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani 

Diskusi, kerja kelompok, pembelajaran tatap muka, kegiatan yang dulu sering dilakukan di dalam kelas. Selama masa pandemi covid-19 sempai sekarang ini, Kangen kegiatan yang selalu bersama-sama dan terjadwal, walau kadang jengkel juga ketiga ada salah satu siswa yang suka usil. Kegiatan belajar mengejar yang dulu dilaksanakan di ruang kelas ternyata ada seni dan keunikannya tersendiri. Rasa kekeluargaan terjalin dan interaksi belajar sangat kental dan tetap ada keakraban dan kebahagiaannya.

Dulu sering bertemu bertatap muka dan bertegur sapa, dan membawa perangkat gawai dilarang, sekarang wabah covid merubah semuanya, bahkan terbalik yang dulunya dilarang menjadi dianjurkan seperti halnya smartphone yang dulunya dilarang serakarng dianjurkan akan tetapi sekarang tidak boleh ke madrasah. Pembelajaran Jarak Jauh enak dan nyantai tetapi menjemukan, pembelajaran butuh canda dan tawa, semoga bisa segera kembali bercengkerama dengan anak-anak. 

#Day25AISEIWritingChallenge

Jumat, 30 Oktober 2020

,

Jum’at, 30 Oktober 2020 | oleh: Toad isbani

Sibuk kata kakak dan adik kecil, istripun menimpali, jangan ganggu ayahmu lagi nulis buku butuh konsentrasi dan fokus. Begitulah suasana ketika harus kejar taget untuk dapat menyelesaikan tulisan buku. Buku yang menjadikan mimpi keduaku untuk terselesaikan pada bulan Oktober 2020 ini sebagai tantangan Oktober Impian bersama Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. agar bisa terbit di penerbit Andi.

Buku harus selesai di akhir bulan Oktober 2020 ini, dan sampai saya menulis diblog sebagai tantangan dari program 30DayWritingAISEI ini, masih harus banyak nulis lagi agar. Aku sempatkan untuk nulis ini sebagai jeda istirahat setelah sholat Jum’at tadi. Dengan melototi laptop dan menarikan jemari diatas papan ketik laptop ini dikelilingi dengan tumpukan buku-buku referensi, tetapi juga kadang masih banyak hambatan karena ide mentok. Dengan terus menyusun huruf demi huruf semoga di hari Sabtu 31 Oktober 2020 besak terselesaikan sesuai target. Dari situlah target mewujudkan mimpi dan mengurainya menjadi suatu kenyataan akan segera terwujud.

Dengan memohon bantuan do’a dan dukungan serta motivasi dari orangtua, keluarga, saudara dan teman-teman hebat semua, semoga apa yang menjadi harapan dan impian saya berjalan lancar dan mendapatkan keberkahan, buku yang sudah diterima dan proses editing segera clear dan terbit juga beredar laris.

Aamiin.

Serta tak lupa juga saya haturkan banyak terimakasih atas doa dan dukungan dari semua.

Buku-buku yang sudah beredar dan mungkin juga berada di toko-toko buku Nusantara, hasil tulisan saya bersama tim penulis IGTIK PGRI seperti:

1. Buku Informatika “Ayo Belajar Informatika”, Jenjang SD kelas 5 dan 6 Penerbit Andi Offset Yogyakarta

2. Buku Informatika “Ayo Belajar Informatika”, Jenjang SMP kelas 8 dan 9 Penerbit Andi Offset Yogyakarta

Silahkan bagi yang menginginkan putra-putrinya tidak gagap dengan teknologi, untuk memiliki buku-buku tersebut dengan membeli lewat online bisa bisa juga pesan melalui tim penulis yang bapak/ibu kenal pastinya ada harga khususnya, mungkin dapat dijadikan bahan bacaan putra-putrinya sekaligus untuk bahan referensi tentang teknologi sesuai jenjang tingkatannya. 

Untuk karya tulisan seklumit saya yang tergabung dengan tim penulis hebat Nusantara juga ada, yang tergabung dalam Antologi Pegiat Literasi di antaranya :

1. Antologi Pegiat Literasi Nusantara (APLN) :

     a. Muara Kasih Ibu, Malaikat Tanpa Sayap untuk Buah Hatinya. 2020. Penerbit Pupa. Karanganyar, Jawa Tengah;

     b. The Spirit of 2020. 2020. Penerbit Pupa. Karanganyar, Jawa Tengah;

  c. Lembayung Rindu (Antologi Puisi Melawan Corona). 2020. Penerbit CV. Danadyaksa. Yogyakarta;

    d. Bunga Rampai, Pembelajaran Berkarakter di Era Perubahan. 2020. Penerbit Pupa. Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Antologi Kisah Ramadan:

    a. Keteguhan Iman, Menjemput Pahala Surga ke-1. 2020. Penerbit CV. Kanaka Media. Surabaya, Jawa Timur.

Karya buku yang masih proses penulisan dan Editing:

1. ...... buku nulis berdua dengan prof. Ekoji Angkatan II program September Ceria (proses Editing Penerbit Andi)

2. ...... buku nulis berdua dengan prof. Ekoji Angkatan III program Oktober Impian (proses tulis draf)

3. ...... Oktober Bermakna , draf dan proses penyelesaian tulisan

Sekali lagi mohon doa untuk kelancaran dan berkah.

#Day24AISEIWritingChallenge

Kamis, 29 Oktober 2020

,

Kamis, 29 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Terasa aneh dan dengan bahasa yang mungkin kurang lazim, akan tetapi membawa daya tarik karena penasaran. Judul yang dibuat "Guru Menolak Menyerah Karena Corona". Maksudnya saya juga kurang begitu paham. Sungguh hebat ungkapan yang pertama saya lontar terhadap SLCC (Smart Learning and Charakter Center) PGRI Provinsi Jawa Tengah, karena selalu mengadakan kegiatan seminar tiap hari Kamis. Demikian juga foto yang saya tampilkan di atas adalah merupakan sekolah milik PGRI yang berada di Kota Salatiga, di mana seminar hari ini dengan narasumber Bapak Sardi selaku pimpinan dari SMK PGRI 1 Salatiga dan Bapak Sunardi, pimpinan SMK Kesehatan Bhakti Husada PGRI Blora.

Apa yang disampaikan kedua pimpinan sekolah tersebut dalam bincang Kamisan atau Seminar di hari Kamis 29 Oktober 2020 hari ini tadi memang hebat.  Banyak langkah dan trik yang dilakukan beliau pada masa pandemi corona tersebut agar sekolah PGRI tersebut tetap dipandang dan tetap eksis. Upaya meningkatkan kelangsungan SMK tersebut dan agar siswa-siswinya juga dapat langsung praktek juga berperan dalam pencegahan penyebaran virus covid-19. Di antaranya adalah para siswa ajari praktek membuat masker, membuat sabun dan lain sebagainya kemudian dibagikan kepada masyarakat. Sehingga animo masyarakat banyak yang minat untuk menyekolahkan anaknya di sekolahan PGRI.

#Day23AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita 

Rabu, 28 Oktober 2020

,


Rabu, 28 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Sesuai dengan Undangan dari Pengurus PGRI Kota Surakarta No. 040/Und/Ska/XXII/2020, tertanggal  25 Oktober 2020 perihal Undangan Rapat Pleno Penyerahan SK Pengurus Cabang/Cabsus dan Rapat persiapan HUT Ke-75 PGRI dan HGN Th. 2020, kami bertiga (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) pengurus harian PGRI Cabang Khusus Kemenag Kota Surakarta Masa Bakti XXII Periode Tahun 2020-2025 terpilih akhirnya  menerima SK yang diserahkan langsung oleh Ketua PGRI Surakarta Bapak Drs. Wahyono, M.Pd pada hari ini Rabu, 28 Oktober 2020 tepat pukul 09:30 WIB dan diterima langsung oleh Ketua PGRI Cabsus Kemenag Surakarta Bapak Rudy Setyawan, S.Pd.

Setelah penyerahan SK tersebut, semua yang hadir pada acara rapat pleno tersebut melanjutkan acara selanjutnya yakni mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan secara virtual/on air TVRI dan diikuti dari Ruang Aula PGRI Kota Surakarta (SMPN.10 Ska) Jl. R.A. Kartini No.12 Surakarta.

Dengan semangat Sumpah Pemuda kita pekikkan yel-yel ....

Hidup Guru !           Hidup PGRI !          Solidaritas ... Yes !

#Day22AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Selasa, 27 Oktober 2020

,


 Selasa, 27 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Tampil di depan publik terkadang juga masih minder, walau sudah puluhan tahun menjadi seorang pendidik (Guru). Publik atau kalayak pastilah tidak sama dengan peserta didik (siswa). Oleh karena itu terkadang untuk tampil di depan seperti menghadapi ribuan musuh yang siap menghujat, memprotes bahkan mencibir.

Bisa berbicara di balik layar gampang, bisa mendidik dan mengajar peserta didik lumrah. Kenapa? Ya karena bicara di balik layar tentu kita tidak akan terlihat oleh kalayak, sedang mengajar di depan peserta didik ya karena kita lebih dari mereka, jadi jarang sekali minder dan grogi  karena sudah punya kuncinya yakni percaya diri.

Ketika kita sudah mempunyai kepercayaan diri yang kuat untuk menyampaikan suatu hal, pastilah kita sudah belajar, kita sudah mempunyai kemampuan bahan atau materi yang akan kita sampaikan tentu akan terbangun kepercayaan diri yang kuat. Oleh karena itu, marilah kita selalu belajar, suka membaca dan selalu menulis apa yang menjadi ilmu baru kita, maka ilmu itu akan melekat pada diri kita. Kalau kita mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman tentu minder dan grogi akan bisa kita tepis dengan kepercayaan diri karena mempunyai ilmu.

Sejalan dengan itu semua ketika tampil di depan kalayak atau publik, ya bisa santai dan dapat mengendalikan situasi yang ada, bahkan bisa juga menjadikan suasa yang menarik dan menyenangkan juga ceria. Kita tiru para motivator yang dengan semangat mengajak untuk dapat menjadi seperti mereka.

Guru haruslah selalu membaca, guru haruslah menulis. Membaca postingangan orang lain kemudian menuliskan komentar yang membangun tentu menjadikan kita tidak tumpul. Ayo semangat membaca dan menulis agar percaya diri ketika berdiri di depan kalayak. Terima kasih dan Salam Literasi.

#Day21AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Senin, 26 Oktober 2020

,

Senin, 26 Oktober 2020 | Oleh: Toad Isbani

Bukti nyata bahwa guru juga dapat berperan sebagai aparat penegak kebenaran, dalam drama yang berjudul memberantas tegas tindak kejahatan. Ketika sebagai guru harus lemah lembut dalam mendidik generasi, tatkala diminta untuk menjadi aktor dalam sebuah drama yang diadakan peserta didik pada waktu itu. Saya hanya diminta pegang pistol mainan dan berperan sebagai aparat yang sedang menjalankan tugas memberantas tindak kriminalitas.

Berlaga seperti layaknya polisi yang penuh wibawa, sedang menangkap seorang penjahat yang diperankan oleh peserta didik.  Pasti semua pada heran, kenpa seperti lagi bercanda ya, ya namanya juga drama. Hahaha, ayo pada nulis, agar selalu awet muda.

Sekali lagi gedung tua memberi kesan bahwa menjadi suatu tempat bersarangnya gerombolah penjahat, itu selalu menjadi image masyarakat. Sudah selayaknya kalau gedung ini sekarang direnovasi menjadi tempat wisata dengan bangunan bergaya Eropa.

 

#Day20AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Minggu, 25 Oktober 2020

,

Minggu, 25 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

STSKS memang layak untuk dijadikan suatu istilah pada foto atau gambar aku di atas. Semakin Tua Semakin di Kenang dan di Sayang. Dua cewek di sebelah kanan dan kiriku ini mungkin sekarang sudah semakin dewasa dan mungkin juga sudah menjadi mahasiswa atau malah sudah bekerja atau sudah berkeluarga.  Siapakah kedua cewek itu?

Aku yakin dari sekian orang yang melihat dan membaca postingan tulisan yang menyertai foto atau gambar aku bersama dua cewek yang mendampingiku itu akan berpikir miring dan terlebih lagi ketika membaca judul dari postinganku ini.

Mengungkap arti judul di atas (Semakin Tua Semakin di Kenang dan di Sayang) sebenarnya tidak ada yang salah dari tulisan di atas, apalagi melihat foto atau gambar tersebut. Pikiran kita terkadang tidak sejalan dengan hati dan perasaan. Ada yang mempunyai pikiran buruk tetapi hati dan perasaannya menyatakan kekaguman. Semisal ketika melihat foto aku di atas, Pikirannya mengatakan “huh, cowok sok imutz bisa-bisanya berfoto sama cewek yang masih ABG begitu”, akan tetapi hati dan perasaannya berdecak kagum “Wooww, cowok e seperti artis saja diajak foto sama ABG”. Ketika kembali melihat judul tersebut di atas memang benar adanya kalau semakin tua akan semakin di kenang dan di sayang terbukti diajak foto bareng dan senyum bahkan ceria.

Mohon maaf pembaca semua, jangan terlalu terbawa perasaan dengan judul dan foto yang aku posting. Karena yang saya maksud tua disitu bukan sosok diriku yang semakin tua, dan bukan sosok cewek yang berfoto bersamaku akan tetapi yang aku sebut tua dalam tulisan aku ini adalah bangunan latar atau lokasi tempat aku berfoto ini. Bangunan yang sudah lusuh dan terkesan rusak dan tidak terawat itulah yang memang suatu bangunan tua dan kuno yang mungkin juga bersejarah. Itu adalah bangunan tua di dekat rumah tempat tinggalku, yakni The Heritage Palace yang merupakan lokasi wisata selfie di Gembongan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dulu bangunan itu merupakan bangunan tua  bekas Pabrik Gula (PG) lengkap dengan cerobong yang sudah tidak mengepulkan asap lagi Gembongan di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah sejak tahun 2018 lalu mangkrak. Akan tetapi sekarang sudah dikemas apik dan menarik juga menjadi tempat wisata. Sebelum corona mewabah di Nusantara ini, tempat wisata itu ramai dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Setelah direnovasi memang tempat ini tidak lagi sepi, walau ada wabah corona ya masih juga ada pengunjung walaupun tidak seramai sebelum adanya wabah virus covid-19 ini.

Berkunjung di tempat wisata ini serasa pelesiran di EROPA, ya karena bangunannya bergaya arsitektur Eropa dan unik. Tak seperti gambar foto di atas yang terlihat kumuh dan makrak, sekarang sudah menjadi wisata yang unik dan dapat dijadikan area berfoto-foto serasa di Eropa.

Masih tidak percaya dengan kedua cewek ABG di atas kan? Hayo masih ada yang menganggap aku tua? Ya itulah cara pandang mata dan pikiran kita jika sedang ruwet, kadang apa yang dilihat tersebut tidak bisa sejalan. Mari kita mulai fokus dengan apa yang menjadi impian dan harapan kita. Salam Literasi, semoga selalu penasaran dengan tulisan saya.

#Day19AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita 

Sabtu, 24 Oktober 2020

,

 

Sabtu, 24 Oktober | oleh: Toad Isbani

Merenung sambil melayangkan angan untuk menggapai mimpi, suatu saat pasti akan dialami oleh semua orang tak terkecuali saya pada waktu itu.

Pada waktu hilang dan terhapusnya mata pelajaran TIK di kurikulum-13 yang tren dengan sebutan KURTILAS di jejang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada waktu itu oleh pemerintah bidang kementerian yang saat itu di jabat oleh M. Nuh, membuat kegalauan pada diri pribadi saya dan mungkin juga guru-guru TIK waktu itu. Kenapa tidak galau, karena di masyarakat beredar isu, Guru TIK akan dimutasi atau mencari tempat mutasi sendiri (Guru kok tidak ada mapelnya yang diajarkan apa?).

Akhirnya dengan membawa kegalauan itu, saya mencari penenangan diri merenung langkah apa yang mesti dilakuan. Pada suatu tempat nan sejuk, bersantai, berpikir memutar otak, perasaan dan hati. Menatap kedepan yang penuh misteri. Dan disitulah ada ide dan pikiran kalau tidak bisa berkarir pada suatu tempat yang selama ini kita bekerja sebagai abdi negara untuk melayani peserta didik yang harus mengembangkan sayap mencari penambahan ilmu dan wawasan pengetahuan keluar. Dari situlah akhirnya bertemu para motivator seperti Bp. Wijaya Kusumah, M.Pd, Bunda Sri Sugiastuti, Aki-3, Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit dan lainnya juga dapat berkempul dengan para penulis-penulis buku Nusantara yang hebat.

Sudah menjadi bidangnya bahwa Guru harus menulis, guru harus belajar dan guru harus berkembang. Semangat para penulis hebat, ayo terus menulis dan torehkan pada lembaran sejarah tentang nama kita. Salam Literasi semua.

#Day18AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Jumat, 23 Oktober 2020

,

 Jum’at, 23 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Sebelum wabah corona (virus covid-19) melanda negeri ini, pernah pada saat akan pergi atau ada tugas keluar kota dan menggunakan transportasi darat kereta api, pasti aku sering ketemu simbah tua ini. Sosok tua yang menjajakan jajanan dengan keliling di emperan bahkah diparkiran Stasiun Balapan Solo. Setiap ada orang yang mau menggunakan jasa kereta pasti ditawari jajanan yang dibawanya.

Kalau capek, beliau akan duduk di emperan ruang tunggu tukar tiket. Kalau ketemu simbah itu pasti aku beli jajanannya dengan uang lebih dan kembaliannya tidak aku minta walau simbahnya memaksa untuk mengembalikannya. Jajanan yang dibawa biasanya ada kacang tanah godog, ada telur kampung walau hanya beberapa, ada bisang kepok godog juga. Tidak banyak memang jajanan yang dibawa, yang membuat aku haru dan salut adalah, setua itu tidak mau berhenti dan istirahat di rumah atau berpangku tangan.

Bahkan ketika aku cerita temanku sekolah dulu, dan temakku tersebut juga pernah ketemu simbah itu. Waktu aku ada acara ke Jakarta dan naik kereta waktu itu dapat amanah juga dari teman sekolah dulu untuk membelikan jajanan yang dijual simbah itu, temanku tersebut sebelumnya sudah mentransferkan uang Rp 100.000,- (yang Rp. 50.000,- untuk dipakai aku makan dalam perjalanan dan yang Rp. 50.000,- lagi untuk membelikan jajanan yang di jual simbah tua itu) dan temanku memberiku amanah untuk membeli jajanan simbah itu yang harganya tidak lebih dari Rp 15.000,- dan uang kembaliannya tidak boleh diminta. Karena amanah yang aku turuti saja, dan benar aku beli pisang dan kacang godog simbah itu, terus aku bayarkan uang Rp 50.000,-. Simbah tua itu bilang, “mas e duit e mbok sek cilik wae” (arti=Mas uangnya yang kecil saja). Aku timpali dengan bilang, mbak “niki wonten amanah saking rencang kula, kacang kaleh pisang godong niki regine pinten pokok e kulo tumbah ngangge yotro niki” (arti=ini ada amanah dari temanku, kacang dan pisang godog ini harganya berapa saya beli dengan uang ini). Walah mas e, niki duite akeh imen, regane mung sewelas ewu mas e (arti=ini uangnya banyak banget, hargane hanya Rp 11.000,- mas e). Aku jawab lagi, gih sampun simbah, mboten usah disusuki, kagem urun donga kemawon saking simbah kagem kula saha rencang kula (arti=ya sudah simbah, tidak usah diberikan kembaliannya, buat mendoakan aku dan temanku saja dari simbah). Simbah itu menjawab sambil meraih tanganku, suwun sanget mas e mugi panjenengan mas e lan koncone diparingi sugih rejeki, sehat lan ditompo dadi PNS, yo mas e. Iki kabeh bawanen endok pitik kampung karo jeruk wedang e sisan (arti=terima kasih mas e, semoga mas e  dan teman e diberi kekayaan, sehan dan diterima menjadi PNS ya mas e. Ini semua jajanan telur ayam kampung dan jeruk buat minuman). Aku jawab, mboten mbah, sampun gih, kula namung tumbas kacang kaleh pisang niki, suwun dongane simbah (arti=tidak mbah, sudah ya, saya hanya beli kacang dan pisang ini, terima kasih doa e simbah) dan aku langsung pergi membawa kacang dan pisang godog tersebut.

Tidak habis pikir waktu itu kenapa didoakan simbah itu diterima menjadi PNS, padahal aku sudah menjadi PNS, akan tetapi aku pikir sambil WA nan sama temanku yang memberiku amanat tersebut. Aku juga bilang didoakan jadi PNS lho, temanku membalas WA aku, Aamiin mas semoga ya terkabul. Dan teringat kalau temakku tersebut masih honorer guru di SD Kedoya Jakarta. Dan ketika foto ini aku temukan dimemori HP, teringat peristiwa itu. Dan temaku juga akhirnya sekarang sudah diterima menjadi PNS lewat pengangkatan tenaga honorer Kategori satu, dan SK CPNSnya temanku juga sempat waktu pengambilan SK difotokan ke aku.

Sambil nulis cerita ini, terbawa perasaan juga pengen ketemu simbah tersebut dan membeli jajanannya kembali sambil minta doa, agar semua usaha aku dilancarkan, nulis aku juga diberkahi dan proses buku aku berdua sama Prof. Ekoji segera terbit dan beredar serta mungkin disusul dengan buku-buku aku yang lain dilancarkan dan laris dipasaran. Juga keinginan dan mimpi aku untuk selalu menulis terwujudkan. Aamiin.

 

#Day17AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Kamis, 22 Oktober 2020

,

 

Kamis, 22 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Buka-buka album foto ada foto resmi acara kantor waktu bersama anakku yang pertama, terlihat memang sudah dewasa. Kak Ghaisani sekarang sudah duduk di bangku kelas 9 menjadikan penyemangat tersendiri bahwa kesuksesan apa yang akan kuraih harus menjadi contoh oleh anak yang tentu akan melanjutkan dan mewarisi apa yang aku miliki.

Orang tua mana yang tidak merasa senang dan bangga melihat perkembangan anaknya dan kesuksesan yang diraihnya. Mencoba untuk selalu tertib, mulai dari berpenampilan sampai pada kedisiplinan. Selain aku menjadi panitia pelaksana acara, ternyata anakku (siKakak Gaes, panggilan akrabnya) juga mendapatkan tugas untuk mengisi acara hiburan pada kegiatan tersebut. Kegiatan kantor itu apa, sebaiknya tidak aku sebutkan disini, yang jelas acara resmi begitu saja.

Penampilanku, gayaku dan juga fisikku mungkin memang sudah tua, akan tetapi pikiran dan perasan juga semangatku akan selalu muda. Salam bahagia bersama. Itu saja yang dapat aku ceritakan dari foto terebut di atas, maaf jika menimbulkan penasaran, hanya sekedar untuk berlatih menulis.

 

#Day16AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Rabu, 21 Oktober 2020

,

 

Rabu, 21 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Pagi ini Rabu 21 Oktober 2020, saya mencoba jalan ke gang depan rumah. Udara pagi yang begitu sejuk dan terbilang masih dingin, padahal sudah jam 6:35, ya mungkin karena semalaman hujan dan baru sekitar subuhan tadi reda dan sudah berhenti hujannya. Biasanya jam 6:00 WIB saya sudah beranjak berangkat ngantor dan tidak pernah peduli lingkungan sekitar. Hari ini saya menyempatkan diri untuk keluar rumah dari jam limaan, ya karena ada jadwal kerja dari rumah (Work From Home).

Beberapa langkah melihat ada grobag jamu jawa yang didorong dari belakang dan ternyata jualan jamu godogan jawa. Pikir-pikir dulu biasanya waktu di desa dulu sering minum jamu tersebut kucoba beli dan ditanya sama yang jual, mau langsung diminum atau diplastik Mas e? Saya jawab enteng diplastik saja, karena minumnya masih nanti. Yang jual menimpali lagi, jamu begini bagusnya malah sebelum sarapan mas, biar lebih seger dan bregas. Nah yang pengen seger dan bregas bisa minum jamu godogan jawa bisa seger dan bregas yang lebih bikin kaget lagi harganya seporsi hanya Rp. 2.000,- murahkan?

Tidak berat dikantong dan bikin awet muda ternyata, buktinya baru beli saja sudah dipanggil mas, muda banget. Nah jangan pikir lama-lama, minum jamu godogan jawa bikin seger, bregas dan awet muda.

Sayangnya di warung dan toko online belum ada yang jualan jamu godogan jawa siap minum, karena memang tidak ada pengawetnya.

Bregas adalah istilah orang jawa yang menyatakan suatu fisik kuat dan sehat (tidak loyo).

 #Day15AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Selasa, 20 Oktober 2020

,

Selasa, 20 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd yang akrab dipanggil dengan sebutan jawaranya Omjay, Beliau adalah Blogger Ternama yang lagi tren dan viral saat ini. Siapa sangka juga saya hanya guru tersisih dan terbelenggu yang mata pelajarannya dihapus dalam kurikulum-13 (kurtilas) ini dapat bertemu dan bahkan duduk berjejeran dalam satu mobil dengan seorang yang punya nama mengangkasa dalam kancah percaturan dunia pendidikan. Omjay panggilan akrab beliau ini yang menyeret saya untuk corat-coret di awan dan bahkan mengajak juga untuk bergabung dengan TIM Penulis Buku Informatika “Ayo Belajar Informatika”.

Siapa yang tidak bangga, pada waktu itu di WA langsung untuk dapat hadir ke Asrama UNJ melanjutkan dan proses final pembuatan buku kelas 5 dan kelas 8. Karena begitu semangat sampai di UNJ ternyata lebih pagi dari jadwal yang dijanjikan yakni jam dua dini hari. Oleh beliau kalau sudah sampai lebih pagi untuk menuju ke Sekolah LabSchool yang memang di area UNJ. Saking semangatnya saya + jam 2:30 an saya langsung ke gerbang pintu dan disitu ada satpam, saya diintrogasi beberapa saat, karena memang Omjay lupa tidak memberitahu petugas satpam yang memang sudah ganti jadwal. Walau akhirnya saya juga dipersilahkan untuk masuk ke area Sekolahan dan menuju ke masjid yang ada di dalam dan menyempatkan untuk tidur sejenak di masjid SMP LabSchool. Pagi sekitar jam 07:00 an dijemput oleh Omjay yang sebelumnya diajak sarapan.

Sesudah selesai sarapan, ya tentunya mendapat gratisan (traktiran) dari beliau. Saya diajak muter-muter ibarat tamu penting begitu, dalam benak berpikir wah belum jadi penulis beneran sudah enak seperti ini, kalau nanti sudah menjadi penulis pasti bisa geleng-geleng kepala. Dan di perjalanan ketemu dengan pak Asep dan bu Maria, akhirnya ber-empat naik satu mobil di mobilnya Omjay. Coba gak seneng, sudah di gratisi makan, dijamu, diajak keliling UNJ, malah yang nyetir (sebagai supirnya) juga Omjay sendiri. Omjay jadi seperti supir betulan. Hahaha. Maaf, Omjay. Belajar menulis memang mengasikkan dan ceria. Supir saya tuh Bloger ternama lho. Ayo semua menulis dan terus menulis. Maka akan bahagia selamanya.

 

#Day14AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita

Senin, 19 Oktober 2020

,

 Senin, 19 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

Pengurus harian PGRI Cabang Khusus Kemenag Kota Surakarta berfoto pada acara undangan Konferensi Kota PGRI Surakarta masa bakti XXII Tahun 2020 di Aula Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII. Pada acara tersebut disampaikan oleh ketua panitia pelaksanaan yakni, Drs. Wahyono, M.Pd disampaikan untuk peserta dan undangan terdiri dari pengurus Kab/Kota, utusan pengurus provinsi, pengurus cabang dan cabang khusus serta pengurus ranting, Utusan Dewan Penasehat Pengurus Kota, Utusan Dewan Pakar Pengurus Kota, Utusan Dewan Kehormatan Guru Indonesia PGRI Kota Surakarta, Utusan Pengurus APKS Kota Surakarta, Utusan LKBH PGRI Kota Surakarta, Utusan Pengurus YPLP Dikdasmen PGRI Kota Surakarta dan Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh pengerurus Kab/Kota. Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengesahan pertanggungjawaban kepengurusan PGRI Surakarta masa bakti XXII tahun 2020. Serta mengusung tema : "Peran PGRI mewujudkan sumber daya manusia unggul untuk Indonesia Maju"

Dr. H. Muhdi, S.H., M.H (Ketua Pengurus PGRI Jawa Tengah) dalam sambutannya bahwa PGRI mempunyai 4 mimpi yakni: 1) Mempertahankan NKRI, 2) Memajukan Pendidikan, 3) Memuliakan Guru, 4) Penyelesaian Masalah Guru.

Bahwa Konferensi kota merupakan forum organisasi tertinggi di tingkat kota yang membahas tentang laporan selama 1 (satu) masa bakti dan menetapkan program serta pemilihan pengurus untuk masa bakti yang akan datang. Konferensi kota menjadi media bagi PGRI kota untuk mewujudkan PGRI sebagai organisasi profesi serta meningkatkan peran aktifnya dalam peningkatan mutu pendidikan di kota. Hal ini sesuai dengan tuntutan guru sebagai profesi sebagaimana ditetapkan presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2004 dan tuntutan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam UU tersebut diatur dengan jelas bahwa setiap guru wajib menjadi anggota organisasi profesi. Selain itu, organisasi profesi diharapkan mampu berperan serta dalam menyelesaikan berbagai persoalan guru dan ikut serta dalam peningkatan mutu pendidikan.

F.X. Hadi Rudiyadmo (Wali Kota Surakarta) dalam sambutannya menyampaikan tentang: 1) PGRI diharapkan benar-benar untuk mewujudkan watak kekeluargaan, 2) GTT dan PTT untuk tahun 2020 akan dibayar dengan minimal UMK, 3) Ada Asuransi ketenagakerjaan, 4) BPMKS SMA/SMK dihilangkan karena sudah digratiskan biayanya dari provinsi.

Laporan Panitia Mandat, bahwa untuk mengadakan kegiatan konkerkot harus dihadiri dari 1/2 cabang. Dan pada hari ini konker dihadiri dari seluruh cabang sebanyak 8 cabang. Untuk perwakilan cabang khusus kemenag yang hadir Bp. Rudy Setyawan, Bp. Umar, Bp. Toad Isbani, Bp. Arif Anshori, Bp. Sarkin, Ibu Nur Syam, Ibu Savri Indiyani, Ibu Sri Harpeni, Ibu Kusdiyati dan Bp. Budi Hartono.

  

#Day13AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita #AISEIWritingChallenge

Minggu, 18 Oktober 2020

,

Minggu, 18 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani 

Buku Informatika “Ayo Belajar Informatika”, merupakan buku baru yang terbit dan keluar karena dampak hilangnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena perubahan struktur kurikulum baru yakni kurikulum-2013 (KURTILAS). Banyak guru TIK dan KKPI pada waktu itu merasa resah dan gelisah dengan kebijakan pemerintah dibidang pendidikan yang sebenarnya perlu adanya pengetahuan tentang teknologi tetapi justru mata pelajaran yang membahas tentang teknologi dihapus.

Saya sempat membeli dan membaca buku INFORMATIKA “Ayo Belajar Informatika” kelas 4 SD dan SIMKODIK (Simulasi dan Komunikasi Digital) buku ajar SMK kelas 10, ketika membaca banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari kedua buku tersebut. Berbekal dari membaca tersebut ternyata dalam benak ada pikiran tentang menulis, dan pikiran dan impian tersebut adalah untuk dapat bergabung ikut menulis buku informatika untuk kelas berikutnya. Dan selain diajak oleh Omjay untuk bergabung menulis di buku Informatika kelas 8 akhirnya dapat berkenalan dengan semua koordinator per-jenjang tingkat. Mulai dari Jenjang SD koordinatornya bu Siska, jenjang SMP Teh Wiwin dan Pak Putrantor, SMA bu Lilis, Pak Syam dan Bu. Deswita juga Pak Pebi untuk yang SMK.

Dengan membaca buku Informatika kelas 4 SD itulah akhirnya dapat juga ikut menulis di buku SD kelas 5 dan bahkah juga yang kelas 6 nya. Alhamdulillah buku-buku tersebut sudah dicetak oleh penerbit Andi dan beredar di pasaran buku mengikuti beredarnya buku kelas 4, kelas 7 dan kelas 10. Semoga semua buku Informatika semua kelas dari berbagai jenjang tersebut dapat laris dan laku dipasaran perbukuan, walaupun masih dalam masa wabah corona yang melanda Nusantara ini.

Terima kasih terucap untuk Pak Wijaya Kusumah (Omjay), Teh Wiwin, Bu Siska dan Pak Asep (Subang), juga TIM Penulis IGTIK PGRI yang lainnya, serta dari penerbit Andi (pak Agus S., Pak Joko Irawan M.). Untuk berikutnya semoga segera terbit juga untuk buku yang terkemas dalam program September Ceria tulisan saya berdua dengan Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA.

Minta do’anya juga untuk selalu dapat menulis setiap saat, agar dapat memberikan tularan ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh semua.

#Day12AISEIWritingChallenge

Sabtu, 17 Oktober 2020

,

Sabtu, 17 Oktober 2020  |  oleh: Toad Isbani

Dalam memeriahkan hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2020 yang merupakan peringatan hari Kemerdekaan yang berbeda dengan hari peringatan peringatan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya dimeriahkan dengan berbagai lomba karena sedang ada wabah corona, untuk kali ini hanya lomba memasak, pertandingan badminton, lomba vlog dan video pembelajaran. Pada peringatan Hari kemerdekaan tahun ini, lomba memasak nasi goreng cukup meriah karena dilombakan setelah upacara bendera 17 Agustus dan peserta lomba terbagai dalam rumpun mata pelajaran semua terlibat di dalamnya.

Pada waktu itu, saya tergabung dalam rumpun mata pelajaran prakarya, TIK/BTIK, Kertangkes, Seni Budaya dan Bahasa Jawa. Walau tak pandai masak nasinya akan tetapi saya kebagian memasak telor ceplok mata sapi dan hasilnya wow pada kagum karena hasilnya benar-benar mata sapi. Soal masak telor mak siapa saja pastilah bisa. Walaupun belum menjadi juara saya yang tergabung dalam kelompok tersebut merasa senang karena selain dinilaikan hasil masakannya, tentu ada bagian untuk dimakan bareng-bareng dalam kelompok tersebut. Walau sekedar memasak nasi goreng, akan tetapi penyajiannya haruslah dibuat model tumpeng, jadi menjadikan keunikan tersendiri. Kita perlu suatu kreasi dan kreatifitas yang bagus.

Terkadang kita semua memang perlu kebersamaan, karena kebersamaan itu merupakan kebahagian tersendiri. Semangat 45 memang perlu ditumbuhkembangkan untuk semua generasi kita. Ibu yang memasak sangat antusias, apalagi sedang ada yang ngajakin foto begini.

#Day11AISEIWritingChallenge

Jumat, 16 Oktober 2020

,

Jum'at, 16 Oktober 2020  | oleh: Toad Isbani

MTsN 1 Wonogiri Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di jantung Kota Wonogiri ternyata memiliki asrama untuk peserta didiknya. Pada waktu itu, masih tergolong baru 2-3 bulan yang lalu saya mendapat telepon dari teman sekaligus teman guru senior. Beliau adalah Bp. Hadi Supayitno, yang sekarang menjabat sebagai wakil kepala madrasah di sana. Pak Hadi menelepon tentang buku Ayo Belajar Informatika untuk jenjang SMP/MTs. Karena merasa ada yang pesan buku dan memang ada nama saya dalam buku itu, sekaligus mengenalkan tulisan ke wilayah yang menjadi tempat kelahiran saya juga yaitu Kota Wonogiri, walaupun sekarang saya bekerja di Surakarta, saya sanggupi untuk mengantar ke instansi tempat kerja pak Hadi.

Dan sambil mengantarkan buku pesanan pak Hadi, dalam pikiran sambil kembali ke kota kelahiran. Apa yang dapat saya peroleh dari perjalanan mengantar buku tersebut ternyata rejekipun tidak hanya karena buku yang terjual, tetapi mendapatkan hal yang lebih ketika di sana malah mendapatkan suguhan seperti seorang tamu penting dan sambil mampir ke SMK Negeri 1 Wonogiri yang memang saya sebagai alumni waktu itu, ketemu teman dan mentraktir makan juga.

Ada pesan dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut yakni, mendapatkan tambahan rejeki, mengenang  kembali kota tempat sekolah waktu dulu. Dan mengetahui instansi yang sama-sama dalam satu naungan dunia pendidikan yakni di bawah Kementerian Agama. MTsN 1 Wonogiri ternyata sekarang sudah mempunyai asrama untuk peserta didiknya, meskipun baru saja dimulai dan sudah ada kendala wabah corona ini. Saya sempat kagum dan takjub MTs sekarang sudah menjadi idola masyarakat. Jujur pada waktu dulu mau mendaftarkan diri sekolah di MTsN 1 Wonogiri kehendak dari saudara saya langsung menolak dan memang tidak jadi sekolah di sana karena melihat kondisi sekolahannya juga kurang sreg. Akan tetapi sekarang sudah patut dijajarkan dengan sekolah-sekolah favorit lainnya. Majulah terus MTsN 1 Wonogiri dan marilah berjajar dengan MTsN 1 Surakarta tempatku bekerja. Ikut bangga juga sekolah atau madrasah yang bercirikan keislaman, sekarang sudah menjadi pilihan dan idola masyarakat. Gedunganya bagus dan bahkan sarana prasarananya tergolong sudah komplet. Semoga sekolah atau madrasah yang berwawasan dan bercirikan keislaman semakin berkembang pesat.

 

#Day10AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita #AISEIWritingChallenge #warisanAISEI #pendidikbercerita
,

 

 https://www.gurupenggerakindonesia.com/

Kamis, 15 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani

TEKNOLOGI KEKINIAN MENJAMIN PEMBELAJARAN DARING DAN
LURING YANG ASIK, CERIA DAN MENYENANGKAN

 

Suatu keniscayaan bahwa pesatnya perkembangan teknologi banyak mempengaruhi proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi tidak akan terpisahkan dalam tatanan kehidupan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Proses pembelajaran akan menjadi asik, ceria bahkan menyenangkan dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi menjanjikan berbagai kemungkinan, mulai dari membantu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya, baik secara daring (dalam jaringan) dalam istilah tren pembelajaran jarak jauh atau online, maupun pembelajaran luring (luar jaringan) pembelajaran tatap muka secara langsung atau offline.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet. Pembelajaran daring tidaklah mungkin dilakukan tanpa menggunakan atau memanfaatkan teknologi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi khususnya internet memungkinkan untuk melakukan komunikasi, interaksi dan bahkan pertemuan tatap muka secara tidak langsung. Dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang berbasis jaringan internet tentu akan memudahkan atau membantu dalam proses pembelajaran. Guru akan dengan mudah melakukan proses pembelajaran menggunakan aplikasi video konferensi agar dapat berinteraksi dalam jaringan. Apliaksi video konferensi yang sedang tren saat ini adalah Zoom Cloud, Google Meet, Webex, Skype dan lainnya. Menggunakan aplikasi video konferensi dalam pembelajaran, menjadikan pembelajaran seolah dapat bertemu bertatap muka melalui video. Guru juga dapat melakukan proses pembelajaran menggunakan aplikasi elearning semisal Google Classroom atau aplikasi elearning lainnya yang dibuat tim atau lembaga tertentu.

Pemanfaatan teknologi juga dapat lakukan untuk proses pembelajaran luring atau tatap muka secara langsung. Pembelajaran berbasis kelas ini dengan memanfaatkan perkembangan teknologi tentu akan lebih asik, ceria dan menyenangkan. Aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran tatap muka secara langsung semisal: pembuatan media pembelajaran digital, pembelajaran menggunakan aplikasi slide seperti PowerPoint atau aplikasi offline lainnya. Dalam pembelajaran luring juga dapat menggunakan aplikasi online berbasis game atau permainan seperti Quizizz ataupun Kahoot! juga Mentimeter. Ketiga aplikasi berbasis games tersebut dapat digunakan untuk berinteraksi secara online baik digunakan untuk pembelajaran daring maupun luring. Pemanfaatan aplikasi tersebut tentu akan membuat pembelajaran baik daring maupun luring akan lebih menarik, asik juga ceria dan menyenangkan karena peserta didik merasa hanya bermain games dengan pengerjaan soal-soal yang ditampilkan secara unik dan tidak membosankan.

Aplikasi Quizizz, Kahoot! dan juga Mentimeter dirancang khusus dengan seperti permainan yang seperti berkompetisi dalam pengerjaannya. Peserta didik akan merasakan pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan keinginannya yakni permainan atau bermain. Sedangkan guru akan mendapatkan kemudahan, membuat wibawa guru yang meningkat karena serba milenial dan pembelajaran tidak monoton. Interaksipun akan terjalin yakni adanya umpan balin (feedback) dalam proses pembelajaran. Juga guru akan nilai dari hasil permainan menggunakan aplikasi tersebut. Penilaian dapat diambil dari hasil permainan, dapat melakukan analisis terhadap materi, soal maupun score dari peserta didik baik yang tinggi maupun rendah. Dari segi peserta didik ketika mengikuti permainan menggunakan aplikasi tersebut, akan merasa tertantang dan ketika poin yang diperoleh mencapai poin paling tinggi akan mendapatkan pujian ataupun penghargaan dari sistem aplikasi tersebut dan juga tentunya akan lebih terpacu mengikuti pembelajaran.

Kunci dari kesuksesan dalam proses pembelajaran seorang guru adalah mampu memanfaatkan teknologi dan berinovasi dengan adanya perkembangan teknologi. Guru yang kreatif dan mampu memanfaatkan peluang dengan perkembangan teknologi, tentu akan menjadikan proses pembelajaran yang dilakukannya akan menyenangkan. Kreatifitas dan inovasi apa yang dapat dibangun oleh seorang guru dalam memanfaatkan teknologi agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, diantaranya:

1.   Semisal pembelajaran yang semula hanya mendengarkan tanpa melihat secara nyata, dengan memanfaatkan teknologi dapat dibuat suatu video yang menggambarkan kenyataan suatu peristiwa dan kemudian dipertontonkan video tersebut pastilah peserta didik akan merasakan seolah mengalami dan melihat secara langsung nyatanya. Contohnya jika dibuat tentang video gurung berapi yang meletus, tentu peserta didik akan lebih asik dan ceria juga senang menonton video tersebut dari pada hanya mendengarkan cerita atau ceramah dari guru saja.

2.  Pada waktu melakukan ujian, semisal guru mengadakan ulangan dengan manual, tidak memanfaatkan teknologi tentu akan merasa sulit dibandingkan peserta didik hanya sekedar klik atau pencet pada laptop atau smartphone mereka. Menggunakan aplikasi Kahoot! misalnya, soal ditampilkan pada layar lebar (LCD Infokus/proyektor) dan peserta didik menggunakan smartphone/laptop yang dimiliki dan terkoneksi dengan jaringan internet hanya tinggal mencet simbol atau pilihan jawabannya saja. Terbayang pastilah betapa sangat menyenangkan model tes ujian seperti itu.

3.  Dengan pembelajaran jarak jauh, guru berinovasi menggunakan aplikasi Padlet (aplikasi papan digital), guru dapat berinteraksi menggunakan padlet tersebut dan peserta didik dapat menuliskan langsung pada papan digital yang telah dibuat oleh guru. Semisal guru menuliskan materi pada papan digital tersebut, dan dikirimkan ke peserta didik link tautannya, maka peserta didik akan dapat secara langsung melihat dan menanggapinya pada papan yang sama dan dapat dilihat oleh peserta didik yang lainnya. Guru juga bisa berinteraksi dengan memberikan soal untuk dijawab dan selanjutnya peserta didik dapat menjawab langsung pada papan Padlet tersebut.

   Peran teknologi terkini dapat menjadikan pembelajaran daring dan luring semakin menyenangkan apabila guru dapat memanfaatkannya dan berinovasi dengan selalu belajar dan kreatif. Guru yang mampu memanfaatkan teknologi terkini akan mampu membuat proses pembelajaran semakin asik, ceria dan menyenangkan.

#PGRI #KOGTIK #EPSON #KSGN

Follow Us @soratemplates