Jum’at, 23 Oktober 2020 | oleh: Toad Isbani
Sebelum wabah corona (virus covid-19) melanda negeri ini, pernah pada saat
akan pergi atau ada tugas keluar kota dan menggunakan transportasi darat kereta
api, pasti aku sering ketemu simbah tua ini. Sosok tua yang menjajakan jajanan
dengan keliling di emperan bahkah diparkiran Stasiun Balapan Solo. Setiap ada orang yang mau menggunakan jasa
kereta pasti ditawari jajanan yang dibawanya.
Kalau capek, beliau akan duduk di emperan ruang tunggu tukar tiket. Kalau
ketemu simbah itu pasti aku beli jajanannya dengan uang lebih dan kembaliannya
tidak aku minta walau simbahnya memaksa untuk mengembalikannya. Jajanan yang
dibawa biasanya ada kacang tanah godog, ada telur kampung walau hanya beberapa,
ada bisang kepok godog juga. Tidak banyak memang jajanan yang dibawa, yang
membuat aku haru dan salut adalah, setua itu tidak mau berhenti dan istirahat
di rumah atau berpangku tangan.
Bahkan ketika aku cerita temanku sekolah dulu, dan temakku tersebut juga
pernah ketemu simbah itu. Waktu aku ada acara ke Jakarta dan naik kereta waktu
itu dapat amanah juga dari teman sekolah dulu untuk membelikan jajanan yang
dijual simbah itu, temanku tersebut sebelumnya sudah mentransferkan uang Rp 100.000,-
(yang Rp. 50.000,- untuk dipakai aku
makan dalam perjalanan dan yang Rp. 50.000,- lagi untuk membelikan jajanan yang
di jual simbah tua itu) dan temanku memberiku amanah untuk membeli jajanan
simbah itu yang harganya tidak lebih dari Rp 15.000,- dan uang kembaliannya
tidak boleh diminta. Karena amanah yang aku turuti saja, dan benar aku beli
pisang dan kacang godog simbah itu, terus aku bayarkan uang Rp 50.000,-. Simbah
tua itu bilang, “mas e duit e mbok sek
cilik wae” (arti=Mas uangnya yang kecil saja). Aku timpali dengan bilang,
mbak “niki wonten amanah saking rencang
kula, kacang kaleh pisang godong niki regine pinten pokok e kulo tumbah ngangge
yotro niki” (arti=ini ada amanah dari temanku, kacang dan pisang godog ini
harganya berapa saya beli dengan uang ini). Walah mas e, niki duite akeh imen,
regane mung sewelas ewu mas e (arti=ini uangnya banyak banget, hargane hanya Rp
11.000,- mas e). Aku jawab lagi, gih sampun simbah, mboten usah disusuki, kagem
urun donga kemawon saking simbah kagem kula saha rencang kula (arti=ya sudah
simbah, tidak usah diberikan kembaliannya, buat mendoakan aku dan temanku saja
dari simbah). Simbah itu menjawab sambil meraih tanganku, suwun sanget mas e
mugi panjenengan mas e lan koncone diparingi sugih rejeki, sehat lan ditompo
dadi PNS, yo mas e. Iki kabeh bawanen endok pitik kampung karo jeruk wedang e
sisan (arti=terima kasih mas e, semoga mas e
dan teman e diberi kekayaan, sehan dan diterima menjadi PNS ya mas e.
Ini semua jajanan telur ayam kampung dan jeruk buat minuman). Aku jawab, mboten
mbah, sampun gih, kula namung tumbas kacang kaleh pisang niki, suwun dongane
simbah (arti=tidak mbah, sudah ya, saya hanya beli kacang dan pisang ini,
terima kasih doa e simbah) dan aku langsung pergi membawa kacang dan pisang
godog tersebut.
Tidak habis pikir waktu itu kenapa didoakan simbah itu diterima menjadi
PNS, padahal aku sudah menjadi PNS, akan tetapi aku pikir sambil WA nan sama
temanku yang memberiku amanat tersebut. Aku juga bilang didoakan jadi PNS lho,
temanku membalas WA aku, Aamiin mas semoga ya terkabul. Dan teringat kalau temakku
tersebut masih honorer guru di SD Kedoya Jakarta. Dan ketika foto ini aku
temukan dimemori HP, teringat peristiwa itu. Dan temaku juga akhirnya sekarang
sudah diterima menjadi PNS lewat pengangkatan tenaga honorer Kategori satu, dan
SK CPNSnya temanku juga sempat waktu pengambilan SK difotokan ke aku.
Sambil nulis cerita ini, terbawa perasaan juga pengen
ketemu simbah tersebut dan membeli jajanannya kembali sambil minta doa, agar
semua usaha aku dilancarkan, nulis aku juga diberkahi dan proses buku aku
berdua sama Prof. Ekoji segera terbit dan beredar serta mungkin disusul dengan
buku-buku aku yang lain dilancarkan dan laris dipasaran. Juga keinginan dan mimpi aku
untuk selalu menulis terwujudkan. Aamiin.
#Day17AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita
Alhamdulillah salam ya buat simbah saya sering berjumpa di traffic light kadang di pom bensin
BalasHapusinsya'allah kalau ketemu bu, Saya juga tidak tau simbah itu orang mana bun. Semoga Allah selalu memberikan berkah kepada orang-orang baik. Aamiin
HapusAamiin, insya Allah. Barakah ya pa.
BalasHapusAamiin. Terimakasih ibu
HapusInspiratif...
BalasHapusBrebes Mili aku pak...
Wah Pak Fathur, bisa aja. Saya kalau teringat waktu itu jg sering nyesek di hati. Bahkan saya berbuat baik harus ada amanah dari teman saya itu. Mungkin kebaikan memang perlu dituntun pak.
HapusYa Allah.. Simbh smg sll sehat.. Iya pak benar.. Doa tulus dr seseorang yg kt anggab tdk pnting justru itu yg terkabul.smg sll smngt u bs berbgi..
BalasHapusaamiin. Semoga Allah selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Saya dulu pernah nyari simbah itu tapi tidak pernah ketemu lagi, karena saya merasa untuk berbuat baik harus dituntun oleh teman saya itu bu, Saya baru bisa nyadar
HapusBaper juga pak saya..inget sama mbok tua ku
BalasHapushehehe. maaf ya bu. Saya juga berusaha untuk memperingatkan diri saya yang kenapa berbuat baik harus dingetin oleh teman saya yang ngasih amanah ke saya itu. Dan itu benar adanya, karena teman saya itu masih ngajar di SD Kedoya Jakarta dan sudah PNS sekarang ini. Mungkin juga terkabulnya doa e simbah itu. semua adalah Rahasia Allah
HapusSaya koq juga kangen sama Simbah itu to pak sangat menyentuh...jadi inget Simbokku almarhum pak ....
BalasHapusmaaf pak. Saya juga kadang teringat itu dan membuat saya sadar akan doa dan ibadah juga selalu berbuat baik.
HapusSmangat Mas Toad untuk buku2 slanjutnya jugaa
BalasHapussiap. semoga diperlancan. Aamiin.
Hapus