Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Jumat, 09 Oktober 2020

SI KECIL DI ERA DIGITAL

 


Inilah gaya anak di era milenial. Zaman yang sudah dengan perkembangan teknologi dan semua serba digital. Si kecil Raisya pun dengan usianya yang masih tergolong balita karena memang masih usia 2 tahun 10 bulan sudah mampu memegang perangkat komunikasi pintar (smartphone).  Tidak hanya memegang dan melihat tampilan yang nampak pada perangkat tersebut, akan tetapi sudah mampu menghafal bagaimana mencari-cari video yang sudah terpasang secara offline di perangkat tersebut. Karena sering menyaksikan ketika orang tuanya membukakan video tersebut untuknya.

Sebagai orang tua terkadang terlena dengan perilaku si kecil yang menggemaskan dan membuat gemes tersebut. Dengan gaya yang seolah memang pintar dan berkembang dizaman yang serba canggih.  Dari gaya yang diperlihatkan dengan keasikan dan tidak mau tahu urusan orang lain yang ada disekitarnya serta akan menangis ketika ada yang mengusik atau mengganggunya.

Sebagai orang tua sebenarnya prihatin juga terkadang anak seusia itu sudah harus pegang perangkat semacam itu yang tentu banyak resikonya, mulai dari radiasi, ketergantungan dan bahaya lainnya. Orang tua juga akan merasa disudutkan pada dua hal pilihan yakni, ketika tidak diberi fasilitas digital takut kalau sikecil tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada, dan ketika diberikan fasilitas tersebut terkadang akan selalu menangis ketika sudah difasilitasi dan pada suatu waktu itu dilarang.

Nah .... dalam benak pasti mulai berpikir ya?

Saya sebagai orang tua juga mulai berpikir, yakni dengan mengalihkan hal tersebut dengan permainan lain, agar tidak kecanduan. Mengajak jalan-jalan, membelikan alat tulis dan lembaran kertas yang bisa dicorat-coret dan permainan lainnya. Mengalihkan melihat telepon genggam ke layar yang lebih lebar seperti TV yang tentunya dapat dilihat dari jarak yang agak jauh agar mengurangi radiasi yang ditimbulkan.

Semua yang dilakukan oleh buah hati kita (sikecil) tentu akan membawa kebahagiaan tersendiri dan akan menjadikan kebanggaan pada kita sebagai orang tuanya. Terkadang juga menjadikan obat penghilang keletihan setelah seharian kita bekerja.

#Day3AISEIWritingChallenge #100katabercerita #30hariAISEIbercerita #AISEIWritingChallenge #warisanAISEI #pendidikbercerita

15 komentar:

  1. Sama kaya anak saya.. Sudah pinter main youtube. Sebagai orang tua, kita harus bisa memberikan waktu tertentu. Jangan sampai anak jadi kecanduan gedget. Mantul Pak Toad resumenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. trimakasih tanggapannya bu Aam. Perlu ada pengawasan inten terhadap buah hati kita.

      Hapus
  2. iya prihatin ya karena walau ada efek baiknya tp efek jeleknya lebih banyak untuk anak2 misal sprti jadi kecanduan main game dan tidak mau mengerjakan hal lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. peran orang tua memang perlu untuk mendampingi buah hati kita dan mengarahkan.

      Hapus
  3. sesuai dengan generasinya, mereka sangat dekat dengan teknologi

    BalasHapus
  4. empon...empon..empon...
    itu bahasa anak saya yang seusia dengan anak bapak Toad, jika sedang merengek meminta gadget... dan saya selalu bilang, empon Ayah lagi charge. hehehehehe, kemudian anak saya akan bilang, empon cas...empom cas... injemmm olyeehh, yaahh,..yahh olyeehh...

    salam untuk anak pak toad

    BalasHapus
  5. mantap pak Indra, harus intensif dalam pengawasan

    BalasHapus
  6. Harus selalu menikmati proses si kecil bertumbuh yaaa, sehat2 teruss dekkk Raisyaa

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates