Rabu, 03 Februari 2021 | oleh: Toad Isbani, S.Kom
Bermartabat
dan berhati mulia merupakan ungkapan kata-kata yang
mencerminkan predikat dan sifat seseorang. Bermartabat juga merupakan
kesuksesan. Guru yang bermartabat adalah guru yang mau dan selalu menjunjung
tinggi nilai kemanusian, menghormati orang lain selayaknya menghormati dirinya
sendiri. Guru yang bermartabat akan menghargai peserta didiknya apapun latar
belakang kehidupan peserta didiknya.
Untuk menjadi guru yang
bermartabat haruslah mampu mengalahkan egonya sendiri, dengan menghargai orang
lain juga termasuk menghargai peserta didiknya berarti guru yang bersangkutan
telah menghormati dirinya sendiri. Guru yang bermartabat akan berusaha untuk
membantu dan menemukan solusi penyebab ketidakberhasilan peserta didiknya. Guru
yang bermartabat tidak akan menyakiti peserta didiknya baik secara fisik maupun
mental. Dalam melakukan pembelajaran akan selalu meng-evaluasi pelaksanaan
pembelajarannya dan jika terjadi kekurangan, akan selalu berusah memperbaiki
dan menyempurnakan proses pembelajarannya.
Berhati mulia menunjukkan kebaikan
yang lebih. Berhati mulia itu juga dapat diartikan seseorang yang tidak
pendendam, mudah memaafkan. Seorang guru hendaknya tidak pendendam dan mudah
memaafkan terhadap sikap peserta didiknya yang mungkin pernah membuat sakit
hati dan juga pernah berbuat salah terhadap dirinya. Seorang guru yang dapat
mengendalikan amarah maka juga akan memunculkan energi positif dalam dirinya,
sehingga tidak pernah ada dendam juga rasa sakit di hatinya.
Guru yang memiliki hati mulia
pastilah rajin beribadah. Dalam dirinya dapat dinilai pengetahuan terhadap
agama dan dalam menjalanan ajaran agamanya. Guru yang memiliki hati mulia
menjadi dambaan dan idola oleh peserta didiknya. Kedekatan dengan Sang
Pencipta, dan rajin dalam beribadah membuat guru akan selalu mendoakan peserta
didiknya. Tidak semua orang mampu mengendalikan amarah dan mudah memaafkan.
Beberapa hal agar menjadi guru yang bermartabat, yakni:
1. Menjadi guru yang
berani mengajar dan tidak berhenti belajar
Jika sudah berani mengajar hendaknya seorang guru tidak akan berhenti
belajar, jika guru berhenti belajar pastilah tidak akan ada peningkatan
kompetensi pada dirinya. Belajar tersebut dapat melalui pelatihan-pelatihan,
mengikuti workshop, seminar ataupun
pengembangan diri lainnya.
Belajar juga dapat dilakukan dengan membaca buku dan juga meningkatkan
aktifitas menulis. Guru yang suka menulis maka pikirannya akan selalu terasah. Guru
yang suka menulis pastilah akan selalu meng-update
informasi dan mengetahui perkembangan ilmu maupun teknologi kekinian.
2. Menjadi guru yang
tidak hanya mengajar, akan tetapi mendidik
Tugas guru memang mengajar atau mentrasfer ilmu yang dimiliki dan sesuai
dengan kompetensinya kepada peserta didiknya. Akan tetapi tidak hanya semata
mengajar saja, karena yang lebih penting adalah mendidik dan menanamkan
karakter terhadap peserta didik.
Dengan mendidik guru akan dapat mendampingi peserta didik dalam mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Mendidik harus dengan kesabaran dan kelembutan
hati. Guru haruslah mampu memahami kondisi peserta didik. Dalam mendidik tidak
boleh membeda-bedakan latar belakang peserta didik.
3. Menjadi guru yang
mengajarkan atau menjelaskan kemudahan
Guru dalam penyampaian materi
pembelajaran haruslah memberikan kemudahan dan mencarikan solusi terbaik dalam
mendidik peserta didik. Guru bukanlah salah satu sumber belajar bagi peserta
didik. Jadi ketika peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran hendalah mencarikan solusi kemudahan agar materi tersampaikan
dengan baik kepada peserta didik.
4. Memberikan layanan
terbaik kepada peserta didiknya
Guru haruslah mampu menjadi mata air bagi pserta didik untuk menghilangkan
rasa haus akan ilmu dan pengetahuan. Guru harus mampu membuat pembelajaran yang
efektif dan berkualitas. Peserta didik akan merasakan kehangatan dan
kegembiraan ketika berjumpa dengan gurunya.
Seorang guru hendaknya rela berkorban dan meluangkan waktu untuk dapat
memberikan pemahaman lebih terhadap peserta didik. Siaga dan selalu ada ketika
peserta didik mengalami permasalahan dengan pembelajarannya. Memotivasi dan
meningkatkan minat belajar peserta didiknya. Guru yang selalu siap menjadi
tumpuhan keluh kesah peserta didiknya terkait pembelajaran.
5. Sopan santun dan
bersahaja
Seorang guru harus mampu memberikan contoh teladan yang baik terhadap
peserta didiknya. Dalam bersikap hendaknya santun dan sopan, karena dengan
sopan akan membuat orang lain segan. Guru yang santun akan menjadi teladan
dalam masyarakat lingkungan guru berada. Guru tidak hanya dapat mengomentari
dan menyalahkan peserta didiknya ketika gagal dalam belajarnya, akan tetapi
harus menuntun dan membantu mencarikan solusi terbaik dengan sikap yang santun
(tidak temperamen atau pemarah)
Guru yang bersahaja, yakni guru yang tidak berlebih-lebihan. Sederhana dan
tidak mengada-ada, dalam arti mampu memilah-milah antara kebutuhan yang
benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi, kemampuan dan keinginan,
sehingga tidak terkesan mubadzir, pamer dan sifat buruk lainnya.
Guru yang bermartabat dan berhati mulia akan bersikap amanah. Bagaimanapun juga
profesi guru juga merupakan tanggungjawab yang besar sebagai amanah pemerintah
dan undang-undang untuk mencerdaskan atau berjuang melalui dunia pendidikan.
Karena guru adalah ujung tombah kemajuan suatu bangsa. Guru yang bermartabat
akan menghasilkan dan mencetak generasi (peserta didik) yang berkarakter dan
tangguh.
Penulis : Toad Isbani, S.Kom
Pekerjaan :
Guru MTsN Surakarta 1
NPA PGRI : 12060900018
No.KOGTIK: 2018-01-0000512
Email : toadisbani@gmail.com
Blog : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/
Luar biasa tulisan, sangat menginspirasi pa.
BalasHapusTerimakasih, ayo ikutan menulis bu. Salam SEDULUR
HapusWaahh cerdas dan penuh inspirasi mas Toad
BalasHapus