Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Selasa, 02 Februari 2021

Guru Hebat dengan Sejuta Mimpi



 

Selasa, 02 Februari 2021 | oleh: Toad Isbani, S.Kom

 

Hebat itu ungkapan yang biasa digunakan untuk menyebutkan suatu keberhasilan. Guru hebat sudah pastilah, memang harus dijadikan hal yang selayaknya diungkapkan untuk semua para guru Nusantara. Sejarah telah menuliskan bahwa guru disejajarkan dengan para pahlawan. Dengan berbagai kemampuan dan segala keterampilan yang dimilikinya, guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.

 

Menjadi guru tidaklah semudah apa yang dipandang orang-orang awam pada umumnya. Karena guru sesungguhnya selain tugas yang mulia pastilah banyak tuntutan ataupun aturan yang melekat pada diri pribadi seorang guru. Guru hebat menurut sudut pandang berbagai pihak diantaranya:

 

1. Peserta didik atau siswa

Bahwa guru dapat dikatakan hebat menurut pandangan para peserta didik adalah guru yang mampu membuatnya menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak hanya terbatas pada jenis mata pelajaran yang diterimanya, bahkan terkadang guru hebat itu adalah pengganti orang tua mereka ketika tidak berada di rumah. Guru dijadikan tumpuan segala persoalan yang dihadapi oleh peserta didik, oleh karena itu guru haruslah mampu dan terampil dalam kehidupan pribadi setiap peserta didik atau siswa.

Guru harus mampu memahami setiap karakter peserta didiknya. Guru mesti mampu membimbing, membina, mengarahkan, memberikan solusi dari peserta didiknya. Guru juga diharapkan dapat menjadi penentu keberhasilan dari peserta didiknya.

 

2. Orang tua atau wali peserta didik

Setiap orang tua yang telah mempercayai suatu instansi sekolah atau madrasah pastilah sudah melihat tingkat kredibilitasnya. Dalam menentukan sekolah yang dituju sebagai rekomendasi untuk anak-anak mereka, orang tua sudah mempunyai pandangan terhadap guru-guru yang mengajar pada sekolah tersebut. Untuk itu sebagai guru harus siap dinilai dipantau juga diawasi setiap tingkah lakunya oleh para orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolahan tersebut. Orang tua atau wali peserta didik biasanya mengatakan bahwa mereka menitipkan putra-putrinya karena guru-gurunya yang ini, yang itu dan sebagainya. Oleh karena itu sebagai guru hendaknya dapat menjadikan idola bagi para orang tua agar mampu menjadi yang paling hebat.

 

3. Masyarakat

Pandangan masyarakat terhadap guru yang merupakan pekerjaan yang hebat dan mulia sudah melekat sejak zaman sejarah. Masyarakat juga memandang bahwa semua guru adalah hebat. Untuk itu semua orang yang menyandang dirinya sebagai guru hendaknya berupaya untuk mengasah kemampuannya juga harus pandai bersosial. Menjadi guru juga tidaklah asalah, menjadi guru melalui tahapan yang panjang. Mulai dari harus linier dengan pendidikannya juga harus mempunyai kemampuan untuk mendidik. Guru harus selalu belajar dan bersosial budaya juga bertingkahlaku yang baik.

 

4. Instansi tempat guru bekerja

Tuntutan instansi pastilah mengharapkan kinerja yang baik dan top. Untuk itu mau tidak mau guru haruslah hebat. Guru tidak hanya terampil dalam mengajar dan mentransferkan ilmu sesuai kompetensi yang dimilikinya kepada peserta didik, akan tetapi harus benar-benar dapat mendidik selayaknya dan menghantarkan peserta didik kekeberhasilan. Menjadi guru hebat bukan hanya dalam hal kompetensi saja, akan tetapi harus mampu mendidik karakter peserta didik sejalan dengan karakter kebangsaan.

 

Pada suatu instansi, guru merupakan hal yang dapat dinilai sesuatu yang dapat dijual kepada masyarakat. Suatu instansi sekolah yang memiliki guru berprestasi, memiliki guru yang mempunyai reputasi baik pada kancah dunia pendidikan atau di bidang lainnya, pastilah akan mengangkat nama sekolah atau instansi tempat guru tersebut bekerja.

 

Untuk mencapai suatu prestasi hebat dan mempunyai nama baik, pastilah guru harus belajar selain itu seorang guru juga harus memiliki mimpi. Mimpi apa saja yang harus dilambungkan agar menjadi guru yang benar-benar hebat? Jawabnya adalah guru harus memaknai jati dirinya sebagai seorang guru, yakni:

a.  Guru haruslah mampu memberikan manfaat di manapun keberadaannya;

b. Guru haruslah mempu menghantarkan peserta didiknya dalam upaya mencapai target keberhasilan;

c.   Guru haruslah mampu menanamkan karakter kebangsaan terhadap peserta didiknya;

d.  Guru haruslah mampu menjadi teladan bagi siapapun;

e. Guru haruslah mampu menjadi pelita dan pencerah bagi peserta didik, orang tua juga masyarakat;

f.  Guru haruslah mampu menyelesaikan atau mencarikan solusi pemecahan permasalah yang dihadapi peserta didik, orang tua atau wali siswa, masyarakat, instansi tempat kerja, rekan guru sejawat dan juga permasalahan dirinya sendiri;

g. Guru juga harus mampu menata segala administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang keprofesiannya sebagai seorang guru yang hebat,

h.  Guru juga harus mampu menyesuaikan dengan cepat terhadap suatu peristiwa atau kejadian dalam arti cepat tanggap terhadap sesuatu.

 

Dengan memiliki minimal 8 mimpi untuk mampu tersebut, maka akan menjadikan guru berwibawa, guru yang dihormati, guru yang diidolakan serta guru yang memiliki nilai jual tinggi dan mendapatkan predikat guru hebat yang sebenarnya. Penulis menyebutkan guru hebat dengan sejuta mimpi. Angka sejuta adalah angka yang fantastis. Menjadikan mimpi yang dengan angka sejuta, bahwa tugas guru benar-benar tidak dapat dianggap sepele. Guru harus mempunyai mimpi, karena dengan mimpi maka akan menjadikan suatu kenyataan. Jika guru tidak memiliki mimpi maka akan segera terkubur dengan beralihnya beradaban. Guru akan hilang oleh sejarah. Guru tidak boleh biasa-biasa saja.

 

Mimpi guru yang hebat adalah lebih dari sekedar berprestasi, guru hebat harus selalu berkarya. Guru harus mengembangkan dan mengasah kompetensinya, selain itu guru harus giat menulis. Ada banyak kriteria guru hebat, di antaranya adalah:

1.     Mengajar menggunakan etika, yakni seorang guru hendaknya ketika mengajar terlebih dahulu melihat dan memperhatikan kondisi peserta didiknya. Tidak asal langsung menyampaikan materi atau bahkan langsung memberikan penugasan ataupun ujian. Guru harus mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang akan disampaikan.

2.    Menguasai materi yang diampunya, maksudnya pertama yang dijadikan fokus peserta didik adalah materi yang akan disampaikan oleh guru. Jika kita sebagai guru telah mampu menguasai materi apa yang akan kita sampaikan, maka peserta didik akan memandang kita sebagai guru yang hebat. Walaupun guru bukan satu-satunya sumber belajar.

3.    Memiliki strategi yang selalu berbeda, bahwa penting sekali untuk membuat siswa tidak bosan ketika sedang belajar dengan materi yang kita sampaikan. Untuk itu guru harus memiliki strategi yang berbeda-beda ketika akan mengajar, misalnya mengawali dengan permainan terlebih dahulu.

4.     Disiplin dan bertanggungjawab, guru hendaknya selalu memberikan contoh teladan yang baik. Harus selalu menjaga kedisiplinan, misalkan datang ke kelas dengan tidak terlambat, jika terpaksa karena suatu hal terlambah haruslah segera meminta maaf kepada peserta didik sebelum memulai penyampaian materi dan menjelaskan keterlambatannya. Selalu bersikap dengan menerima segala resiko dari kesalahan yang telah kita lakukan. Bersikap jujur dan menjadi guru yang selalu dirindukan, dihormati dan berwibawa.

5.   Bersikap humoris, dengan humoris adalah cara guru yang baik dan dicintai oleh peserta didiknya. Dengan bersikap humor akan memunculkan kenangan manis, dan itulah yang akan dikenang oleh peserta didik sapanjang hayatnya.

6.  Selalu mengkoreksi dan memeriksa hasil pekerjaan peserta didik, dengan selalu memeriksa pekerjaan atau tugas peserta didik akan mendapatkan suatu nilai. Guru hendaknya sering memberikan pujian atau penghargaan yang wajar terhadap peserta didiknya yang menyelesaikan tugasnya dengan baik. Juga tidak langsung menghukum kepada peserta didik yang belum menyelesaikan tugasnya atau hasil pekerjaan tugasnya tidak benar, guru harus mencari penyebabnya dan memberikan pemaham juga penyelesaian dengan cara yang bijak.

7.    Berpenampilan menarik dan rapi, dimaksudkan dengan berpenampilan manarik, pakaian yang  rapi akan memberikan kesan pertama yang menyejukkan kepada peserta didik kita. Jadi ketika akan dimulai materi pembelajaran, peserta didik tidak merasa tegang atau ketakutan. Penampilan diperlukan seorang guru dalam menjaga kewibawaan juga. Guru tidak akan dihormati dan disayangi ketika penampilannya lusuh dan tidak rapi.

8. Murah hati dan penyayang, guru haruslah murah hati dengan membantu untuk memecahkan setiap permasalah peserta didiknya. Guru tidak bosen dalam mengajarkan materi terhadap peserta didik yang kurang paham. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan ide ataupun gagasan dan lainnya.

9.     Guru harus cepat tanggap atau responsif, guru haruslah mampu memahami karakteristik pribadi dari masing-masing peserta didiknya. Karena kesuksesan yang akan dicapai peserta didik juga merupakan kesuksesan guru juga dalam mendampingi belajar peserta didiknya.

10. Tidak membawa permasalah luar ke dalam kelas, guru harus mampu bersikap profesional dalam menjalankan profesinya. Ketika membawa permasalah dari luar apalagi permasalah rumah tangga, secara tidak langsung pasti akan berpengaruh terhadap gaya dan cara kita menyampaikan pembelajaran.

11.  Memberi kepercayaan, memberikan kepercayaan pada peserta didik akan membuat mereka merasa diandalkan oleh gurunya. Berilah pendekatan yang baik untuk memulai hubungan dalam pemberikan kepercayaan, karena tidak semua peserta didik mau diberi kepercayaan oleh gurunya.

12. Memberikan contoh sikap yang baik, banyak yang menjelaskan bahwa contoh adalah nasehat yang mujarab dan ajaib, karena dengan contoh itu akan langsung dilihat oleh peserta didik.

13.  Murah senyum, peserta didik akan banyak yang suka dengan guru yang mudah tersenyum, karena senyum adalah sapaan yang teramat lembut.

14. Ramah, dengan keramahan bukan berarti mengabaikan kedisiplinan. Sikap ramah akan memberikan kesan membuka diri dan akan menghilangkan jarak antara guru dengan peserta didik. Peserta didik tidak akan merasa canggung lagi untuk mengemukakan kesulitannya saat di manapun tempat, ketika bertemu dengan gurunya.

15. Mendidik dengan cinta, menurut beberapa sudut pandang bahwa guru bukan hanya pekerjaan atau profesi saja, akan tetapi lebih dari itu. Oleh karena itu guru merupakan pekerjaan mulia. Guru juga dapat dimaknai sebagai pengabdian dan juga ibadah. Kita sebagai guru menganggap peserta didik adalah anak kita atau insan dan bukan merupakan suatu obyek atau benda. Jadi kita sebagai guru tidak hanya sekedar mendidik melainkan juga mendoakan. Dalam mengajar, mentransfer ilmu hendaknya dilakukan dengan penuh segenap perasaan dan cinta kasih, maka mereka akan menerima dengan keridhoan dan rasa kasih sayang.

 

Penulis     : Toad Isbani, S.Kom

Pekerjaan : Guru MTsN Surakarta 1

NPA PGRI  : 12060900018

No.KOGTIK: 2018-01-0000512

Email        : toadisbani@gmail.com

Blog          : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/


1 komentar:

Follow Us @soratemplates