Sabtu, 20 Februari
2021 |
oleh: Toad Isbani, S.Kom
Petani adalah seseorang yang aktivitas keseharian atau pekerjaannya mengelola
tanah untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Petani adalah usaha kegiatan yang
menggarap lahan tanah menjadi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok
tanam, baik lahan sawah maupun lahan kebun dan hutan.
Seorang petani kebiasaannya tidak
menggunakan seragam dan hanya berpenampilan sederhana saja. Dalam hal ini
penulis menjabarkan atau mengidentikkan bahwa pendidik atau guru adalah petani
yang berseragam karena pada prinsipnya adalah sama yaitu menumbuhkembangkan
sesuatu menjadi lebih bermanfaat.
Guru atau pendidik menurut
pendapat penulis seperti seorang petani
yang berseragam, bedanya hanya tempat ataupun lokasi beraktivitas, kalau
guru atau pendidik lokasinya adalah sekolah, madrasah, instansi atau gedung,
sedangkan untuk petani adalah tanah lahan sawah, kebun maupun hutan. Persamaannya
adalah hal memelihara, menumbuhkembangkan dan juga tidak dapat merubah
kodratnya, yakni obyek yang ditangani. Kalau guru obyeknya berarti peserta
didik sedangkan petani adalah tanaman.
Seorang petani dalam menanam padi
di sawah, tidak akan merubah kodrat padi untuk tumbuh dan berkembang serta
menghasilkan gandum. Kodratnya padi ketika ditanam benih padi di sawah, tetap
akan tumbuh dan menghasilkan padi. Petani hanyalah menanam benih padi, kemudian
memelihara dengan memberikan pupuk, membasmi hamanya dan hasilnya tetaplah biji
padi. Petani dapat memelihara tanaman padi yang ditanamnya, dapat memberikan
pupuk, mengelola tanahnya agar lebih subur sehingga menghasilkan padi yang
unggul dan berkualitas. Padi akan lebih baik, lebih bagus hasilnya dan tetaplah
itu biji padi dan mustahil untuk mengganti kodratnya biji padi untuk menjadi
gandum, kedelai ataupun tanaman lain.
Guru dalam mendidik peserta didik
juga hanya menuntun, mendidik, mendampingi, mengarahkan dan membantu belajarnya
sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik tersebut. Tugas guru seperti
halnya petani, hanya memelihara, dan berusaha untuk membantu dalam mencapai
keberhasilan belajarnya untuk menjadi lulusan peserta didik yang unggul dan
berkualitas. Guru ibaratnya petani yang berseragam dan hanya berusaha dengan
segala kompetensi yang dimilikinya untuk membantu, mendidik, membimbing kearah
yang lebih baik dalam hal kompetensi, kemampuan dan keterampilannya serta pola
pikir yang kritis.
Seperti yang dicanangkan oleh
pemerintah tentang merdeka belajar. Guru haruslah memandang peserta didik dengan
rasa hormat dan menuntun dalam hidup tumbuh berkembangnya peserta didik
tersebut. Peserta didik adalah makhluk hidup dan mereka hidup juga tumbuh
berkembang menurut kodratnya sendiri-sendiri. Kita sebagai guru hanya
memperbaiki perilakunya dalam hidup dan tumbuh kembangnya mereka. Guru
mamandang dengan hormat dalam pandangan penulis adalah guru hendaknya bersikap
terbuka dan menerima kemungkinan peserta didik dari berbagai latar belakang
yang berbeda.
Perkembangan zaman dan perubahan
era revolusi industri juga mempengaruhi terhadap perkembangan peserta didik,
tentunya sebagai guru harus dapat mengikuti perkembangan dan dapat mensikapi
perkembangan tersebut. Dengan terus belajar, mencari model dan cara baru dalam
pembelajaran, serta berinovasi dalam meningkatkan proses pembelajaran untuk
menuntun tumbuh berkembangnya peserta didik.
Seorang guru milenial harus mampu
menuntun dan mendidik kearah pelajar Pancasila, yakni pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di antaranya: berketuhanan
dan berakhlak mulia, mandiri, berpikir kritis, kreatif, gotong-royong dan
berkebhinekaan global. Marilah mulai sekarang kita sebagai petani yang
berseragam untuk segera berbenah diri untuk dapat mendukung percepatan
terwujudnya budaya inovasi, harus sudah meninggalkan cara-cara lama. Juga harus
mulai berperan mendukung percepatan terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.
Pendidik harus memandang peserta
didiknya seperti sebuah pohon. Pohon itu akan tumbuh terus menerus dan
tergantung petani yang akan memupuknya dan juga memeliharanya. Setelah lama
karena dirawat dan dipelihara pastilah akan berbuah dan buah itu lama kelamaan
akan masak dan bermanfaat bagi siapa saja yang menginginkan. Dan jika buah
tersebut ada yang tidak dimanfaatkan, pastilah akan jatuh ke tanah dan menjadi
benih atau bibit pohon baru. Demikian juga peserta didik, ketika tumbuh dalam
masa belajar akan dididik dan dituntun untuk tumbuh berkembang dan memiliki
kompetensi dan kemampuan serta keterampilan yang dapat bermanfaat bagi orang
lain dengan ilmu dan keterampilannya tersebut.
Penulis : Toad Isbani, S.Kom
Pekerjaan :
Guru MTsN Surakarta 1
NPA PGRI : 12060900018
No.KOGTIK:
2018-01-0000512
Email : toadisbani@gmail.com
Blog : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/
wah bagus tulisannya pak
BalasHapusterima kasih, komen bpk/ibu meningkatkan motivasi saya.
HapusIde yg bagus ini pak.
BalasHapussiap. terima kasih bu.
HapusMenarik 👍🏻
BalasHapusterima kasih, saya belajar dari komentar bpk/ibu semua. bu Dita juga hebat.
HapusAjip pak Toad....
BalasHapusTerima kasih pak Roma
HapusGood idea Pak...mantap...
BalasHapusTerima kasih bu Rofiana
Hapus