Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Minggu, 21 Februari 2021

Guru Menjadi Tukang Bengkel Budi Pekerti untuk Peserta Didik

Minggu, 21 Februari 2021 | oleh: Toad Isbani, S.Kom

 

Budi pekerti merupakan akhlak ataupun tingkah laku seseorang. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai suatu pikiran atau kebiasaan dan perbuatan seseorang. Pendidikan budi pekerti berati pendidikan yang diupayakan untuk membekali peserta didik melalui bimbingan yang lebih menekankan pada nilai-nilai berperilaku yang sesuai dengan norma agama, sopan-santun, hukum, tata krama, budaya ataupun juga adat istiadat yang berlaku di masyarakat.

 

Bengkel identik dengan tempat perawatan atau perbaikan. Bengkel yang lazim adalah tempat perbaikan mesin ataupun perkakas yang rusak karena pemakaian. Tukang bengkel berarti seseorang yang mempunyai pekerjaan perbengkelan. Yakni seseorang yang aktivitasnya adalah memperbaiki, merawat, memelihara dan memodifikasi agar dapat lebih baik dan bermanfaat lagi.

 

Guru diibaratkan tukang bengkel dalam memperbaiki dan menjadikan lebih dalam hal budi pekerti. Guru tidak hanya mentransfer ilmu saja, akan tetapi memperbaiki akhlak, mengajarkan budi pekerti, perilaku yang baik bagi peserta didik.  Tukang bengkel dalam hal ini pastilah orang yang mempunyai keahlian. Dalam bekerja menjadi bengkel budi pekerti, guru juga harus memberikan contoh dan teladan yang baik. Peserta didik yang berperilaku menyimpang pasti akan dibawa kegurunya untuk diberikan pembelajaran yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.

 

Guru dalam profesinya menjadi tukang bengkel terkadang juga disalahkan dan dijadikan kambing hitam sumber permasalah, ketika ada peserta didik yang melanggar aturan atau berperilaku kurang baik. Guru tukang bengkel budi pekerti dalam pembelajaran bertujuan mengembangkan watak maupun karakter peserta didik melalui peningkatan kedisiplinan, memberikan contoh kejujuran, memberikan teladan kerja sama, diskusi dalam pembelajaran maupun kerapian dan bertutur kata yang baik.

 

Sebagai tukang bengkel pastilah diharapkan untuk tidak melakukan kesalahan dalam melakukan perbaikan. Walaupun kodrat manusia memungkinkan adanya kesalahan, akan tetapi harus sebisa dan sedapat mungkin meminimalkan kesalahan. Untuk itu guru harus selalu belajar. Tidak ada ruang dan waktu guru untuk bermalas-malas. Guru haruslah segala-galanya di hadapan peserta didik, di lingkungan sekolah, rumah tempat tinggal maupun lingkungan masyarakat luas. Guru harus dapat membangung tingkat kepercayaan peserta didiknya.

 

Menjadi guru harus siap menjadi tukang perbaikan. Karena memang tugas fungsi seorang guru adalah mendidik, membimbing, mengarahkan, memberi contoh dan lain sebagainya. Seorang guru dalam mendidik ataupun menjadi tukang bekel perbaikan budi pekerti harus mampu membentuk keperibadian menyangkut karakter peserta didik. Guru juga harus mampu mengurangi tabiat atau perilaku dan watak buruk peserta didiknya.

 

Menjadi tukang bengkel memerlukan pemahaman khusus agar potensi yang didik, diperbaiki dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Tukang bengkel budi pekerti dilakukan dengan pembiasaan sikap dan perilaku yang positif di sekolah atau madrasah, lingkungan sekitar dan di keluarga. Selain memberikan teladan juga dapat membentuk generasi berkarakter baik.

 

Perbengkelan apa yang perlu diperbaiki pada peserta didik?

Pendidikan budi pekerti yang perlu diperbaiki dan selalu dicontohkan di antaranya:

1.     Perilaku sopan santun.

Memberikan pembelajaran dalam bersikap sopan dan santun terhadap orang lain. Jika kita sopan juga santun terhadap orang lain, maka orang lain juga akan menilai kita dengan baik dan menyikapi kita dengan santun juga.

 

2.     Mempercayai dan dapat dipercaya

Sebagai guru juga harus membangun dan mendidik untuk bisa mempercayai peserta didik. Dengan sendirinya peserta didik juga akan mempercayai kita sebagai guru. Perlu kita sebagai guru berhati-hati terhadap peserta didik terhadap suatu hal, akan tetapi tidak boleh selalu berprasangka buruk.

 

3.     Melatih dan menekankan untuk selalu jujur

Menjadi guru jujur, mengajarkan apa adanya memang tidaklah mudah. Dan terkadang jujur itu terasa pahit. Akan tetapi kita sebagai guru harus berani jujur dalam memperbaiki pola belajar peserta didik. Menekankan bahwa dengan menjadi orang yang jujur adalah akan mempunyai nilai tambah bagi kita dan orang lain.

 

4.     Mampu menjalankan amanat

Memberikan teladan yang menunjukkan perbuatan berbudi luhur dengan melaksanakan amanat sesuai dengan tugas masing-masing dan bukan pengkhianat.

 

Penulis     : Toad Isbani, S.Kom

Pekerjaan : Guru MTsN Surakarta 1

NPA PGRI  : 12060900018

No.KOGTIK: 2018-01-0000512

Email        : toadisbani@gmail.com

Blog          : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/

 

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih, komentar panjenengan menjadi lecutan semangat buat saya

      Hapus
  2. Sangat lugas tulisannya pak. Terima kasih telah berbagi.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. permasalahan peserta didik biasanya mengimbas ke gurunya. Jadi guru harus siap untuk memperbaiki peserta didiknya menuju keberhasilan belajarnya bu Ana

      Hapus

Follow Us @soratemplates