Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Senin, 01 Februari 2021

Jati Diri Guru Milenial pada Penguasaan Teknologi

Senin, 01 Februari 2021 | oleh: Toad Isbani, S.Kom

 

Guru milenial merupakan guru yang kekinian, dan tentunya akan selalu meng-update tentang wawasan keilmuan yang sudah dimilikinya. Untuk menjadikan wawasan keilmuan selalu mengikuti perkembangan adalah dengan berliterasi. Telah banyak didengungkan diberbagai pertemuan, seminar, workshop, diklat, pelatihan, lokakarya bahkan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahwa sangatlah penting guru berliterasi. Tidak hanya guru saja, akan tetapi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan harus mulai diajak ikut serta mensukseskan budaya literasi.

 

Apakah itu literasi?

Literasi yang awal mulanya hanya sebatas pengertian dari literasi itu sendiri, yakni merupakan keterampilan atau kemampuan seseorang dalam melakukan proses membaca dan menulis saja. Literasi sebenarnya menitikberatkan pada pengetahuan berbahasa. Semakin berkembangnya zaman, literasi dapat diartikan sebagai keterampilan yang mendasar dari seseorang dalam hal membaca, menulis, berfikir, berbicara, menghitung dan memecahkan permasalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

 

Guru milenial haruslah mempunyai kemampuan tersebut yang tentu akan mendukung dalam mendidik dan mentrasfer ilmu sesuai dengan perkembangannya. Sesuai dengan perkembangan yang sekarang ini, tentunya seorang guru dalam berliterasi tidak lepas dari teknologi beserta perkembangannya.

 

Jati diri seorang guru yang melekat pada dirinya sekarang ini adalah suatu profesi dan dengan sebutan milenial tentu tidaklah gaptek (gagap teknologi). Guru harus menguasa teknologi, guru harus dapat memanfaatkan teknologi dalam menjalankan profesinya. Pembelajaran yang mulai mengikuti perkembangan teknologi dengan memanfaatkan media-media pembelajaran dan juga menjadikan teknologi sebagai sarana dalam peranannya. Guru haruslah berkembang, guru harus menjadi ujung tombak dalam kemajuan suatu negara.

 

Sejak tahun 2020 di mana pendidikan telah dipaksakan oleh suatu situasi pandemi wabah corona untuk memanfaatkan teknologi. Guru mau tidak mau harus menggunakan dan harus menguasai teknologi. Guru tanpa teknologi maka pendidikan tidak akan terwujud dengan sempurna. Teknologi telah menyatu dalam wadah seorang guru. Pembelajaran tidak hanya berkumpul di dalam kelas, akan tetapi dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan bahkan dengan sumber belajar apa saja serta difasilitasi oleh siapa saja.

 

Peran guru akan tergantikan jika tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik. Model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk membuat peserta didik merasa nyaman dan juga aman dalam belajar, tentunya harus dikolaborasikan dengan teknologi. Guru yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dan juga karena penguasaan teknologinya yang trampil pastilah akan menjadikan proses pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan.

 

Peran Guru

Guru merupakan sosok yang dapat membentuk watak dan karakter peserta didik mempunyai pandangan terkait dengan proses belajar dan mengajar. Dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan juga hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan dan kompetensi seorang guru. Guru hendaknya mampu menciptakan kondisi lingkungan yang efektif dan juga lebih baik dalam pengelolaan kelasnya sehingga dapat dihasilkan target yang optimal. Untuk mencapai kompetensi tersebut tentunya juga tidak lepas dari penguasaan teknologi.

 

Dalam hal peranannya untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup atau bahkan lebih dalam memilih dan juga menggunakan media pendidikan untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di kelasnya. Dengan penguasaan teknologi maka jati diri seorang guru akan terlihat dan menjadikan guru berwibawa, disegani, disayang juga dihormati oleh peserta didiknya.

 

Guru hendaknya dapat memberikan fasilitas kemudahan terhadap peserta didiknya dalam proses belajar mengajar. Seorang guru juga harus mampu mengelola kelasnya dengan baik. Dengan mampu mengelola kelasnya maka secara peranannya guru telah mampu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Guru harus selalu belajar dan guru tidak boleh berhenti belajar.

 

Seorang guru juga sebagai pengganti orang tua dari peserta didik. Dengan begitu guru harus mampu membarikan contoh, dan juga perilaku yang baik. Memberikan contoh belajar yang baik dan juga menyenangkan. Guru juga harus mampu menjadi penilai yang baik. Diperlukan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai baik oleh peserta didik maupun guru itu sendiri sebagai pendidik. Untuk melakukan penilaian maupun evaluasi terhadap hasil pastilah juga membutuhkan penguasaan teknologi. Kemungkinan perangkat apa saja yang dibutuhkan baik dalam proses pembelajaran maupun dalam berinteraksi dengan peserta didik juga dalam melakukan penilaian atau evaluasi tersebut.

 

Bukti nyata bahwa guru harus menguasai teknologi adalah pembelajaran yang dilaksanakan sekarang ini, di mana pembelajaran masih dilakukan dengan tidak semestinya, karena adanya wabah pandemi corona di negeri Indonesia tercinta ini. Pembelajaran tidak dilakukan di kelas bahkan ada antara pendidik dengan peserta didiknya tidak saling mengenal. Oleh karena itu pemerintah gencar mengadakan evaluasi untuk mendapatkan cara atau langkah bagaimana melakukan pembelajaran pada masa pandemi corona ini. Dengan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, tentu banyak yang dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Dari sinilah bahwa guru yang sesungguhnya adalah guru yang mampu menguasai dan memanfaatkan perkembangan teknologi.

 

Guru dalam berinteraksi dengan peserta didiknya, kebanyakan menggunakan fasilitas jaringan internet. Memang pembelajaran jarak jauh yang tentunya harus menggunakan teknologi ini tidaklah menjadikan persoalan di kota-kota. Karena di kota pastilah banyak kelengkapan dan sarana prasarananya. Akan tetapi jika di pelosok wilayah terpencil tentunya akan merasakan dampak yang luar biasa dengan adanya wabah corona ini. Dengah hal ini maka guru harus selalu belajar dan dapat mencari solusi tepat dalam menghadapi situasi genting untuk dapat memperlacar proses belajar mengajar yang dilakukannya.

 

Penguasaan teknologi yang paling tingkatan rendah adalah teknologi hanya sebagai alat komunikasi. Setidaknya guru sudah mampu melakukan komunikasi terhadap peserta didiknya, baik melalui pengiriman pesan singkat maupun untuk telepon serta memberikan informasi terkait dengan proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh yang lebih efektif serta dijadikan pilihan dalam memerangi corona, yakni menggunakan model pembelajaran dalam jaringan (daring). Semisalnya pembelajaran dengan menggunakan media video konferensi virtual (Zoom Meeting, Google Hangouts Meet, Microsoft Teams, WhatsApp, Facetime, Cisco WebEx dan lain sebagainya).

 

Untuk pengelolaan kelas juga dapat menggunakan berbagai aplikasi yang ada semisal: google classroom, Class Notebook,  dan aplikasi e-learning lainnya. Sumber belajar dapat menggunakan dan memanfaatkan jaringan juga, misalnya menggunakan perpustakaan online, buku digital dan juga apapun yang ada di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan. Dalam berinteraksi secara online dan juga dalam melakukan evaluasi guru juga dapat menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi seperti quizizz, kahoot!, google form, Microsoft quiz, Microsoft form, mentimeter dan lain sebagainya. Dengan kemampuan penguasaan teknologi tentunya pembelajaran model apapun akan terasa menyenangkan. Guru jangan berhenti belajar dan teruslah belajar.

 

Penulis     : Toad Isbani, S.Kom

Pekerjaan : Guru MTsN Surakarta 1

NPA PGRI  : 12060900018

No.KOGTIK: 2018-01-0000512

Email        : toadisbani@gmail.com

Blog          : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/ 

2 komentar:

Follow Us @soratemplates