Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Selasa, 24 November 2020

Materi = Merdeka belajar dan Pengembangan Guru di Masa Pandemi Covid-19 oleh Dr. Iwan Syahril, Ph.D

Sumber: workshop HGN dan HUT PGRI 2020 Prov. Bali Minggu, 22/11/20 

Selasa, 24 November 2020 | Toad Isbani

Dr. Iwan Syahril, Ph.D menyampaikan dalam Workshop Webinar PGRI Provinsi Bali dalam rangka Hari Guru dan PGRI Tahun 2020 tanggal 22 – 26 November 2020, di hari pertama Minggu 22 November 2020, bahwa Logo bertulisan Tut Wuri Handayani, ini merupakan semboyan dari bapak pendidikan kita (Ki Hajar Dewantara) : Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani bahwa kita sebagai seorang guru harusah menjadi seorang teladan, yang membangkitkan semangat dan mendorong menuju kemandirian. Artinya di depan memberikan teladan, di tengah membangkitkan motivasi atau semangat dan di belakang memberikan dorongan. Tapi tiga kata kunci di sini adalah TELADAN, MOTIVATOR dan PEMBERDAYA. Guru mendidik anak muridnya dengan teladan dan membangkitkan semangat sehingga pada akhirnya tut wuri handayani adalah sebuah proses visi cita-cita yang ingin kita hadirkan bahwa anak-anak kita adalah manusia yang berdaya, manusia-manusia yang mandiri atau dalam arti kata lain manusia yang merdeka. Sistem pendidikan kita diarahkan untuk membentuk manusia-manusia yang mandiri, yang berdaya atau yang merdeka.

Sumber: Materi Dr. Iwan Syahril, Ph.D (workshop HGN dan PGRI 2020 Prov. Bali)

Ki Hajar berkata bahwa pendidikan itu hanya bisa menuntun faedahnya bagi tumbuh anak sangatlah besar. Pendidik itu ibaratnya petani, Seorang petani yang menanam padi hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dan jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi, dan lain sebagainya. Meskipun pertumbuhan tanaman padi dapat diperbaiki tetapi Ia tidak dapat mengganti kodrat iradatnya padi. Misalnya, Ia tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu, tumbuh sebagai jagung. Memang benar, Ia dapat memperbaiki keadaan tanaman padi yang ditanam, bahkan Ia dapat juga menghasilkan tanaman padi itu lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara, tetapi mengganti kodratnya padi itu mustahil. Jadi anak-anak didik kita ibaratnya bibit, dan guru ibaratnya petani, jika bibit-bibit itu adalah padi, maka tumbuhkanlah dia sebagai padi, kalau dia jagung maka tumbuhkanlah dia sebagai jagung. Jadikanlah dia padi yang terbaik, jadikanlah dia jagung yang terbaik. Jangan menumbuhkan padi berharap itu akan menjadi jagung.

Kerangka Utama Filosofi Ki Hajar Dewantara

Kodrat Keadaan

Kodrat Alam (sifat, bentuk)

Sifat pokok tiap-tiap kebudayaan adalah universal (kemanusiaan)

Bentuk kebudayaan berbeda-beda sesuai kodrat alam

Kodrat zaman (isi, irama)

Isi kebudayaan timbul karena pengaruh zaman yang ditempati masyarakat

Irama kebudayaan adalah cara menggunakan segala unsur kebudayaan

Visi kemendikbud 2020-2024

Kementerian pendidikan dan kebudayaan mendukung visi dan misi preseden untuk mewujudkan indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kretif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong-royong dan berkebinekaan global.

#Day20NovAISEIWritingChallenge

2 komentar:

Follow Us @soratemplates