Blog LITERASI Guru

Media untuk koreksi latihan corat-coret, menempa diri bersosial, mengkanfas sejarah kehidupan, mengukir pena menimpa noda, memupuk pahala mengikis dosa. Email : toadisbani@gmail.com ==&toadisbani.mts1@gmail.com&== SanDyaSya (GhaiSani, AninDya dan RaiSya)

Minggu, 06 Desember 2020

”ADAPTASI KETERAMPILAN ABAD 21 BERBASIS DIGITAL DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” oleh Ainunatin Mahfudhoh dan Arum Anindita

Sumber: Webinar gratis bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan, Jum’at, 04/12/20 persembahan MHIS

URL youtube: https://www.youtube.com/watch?v=lVTe43Yn4G0&feature=youtu.be

Minggu, 06 Desember 2020 | Toad Isbani

Ibu Ainunatin Mahfudhoh (Islamic Studies Teacher Primary Teacher of MHIS) dan Ibu Arum Anindita (Primary Teacher of MHIS) menyampaikan dalam acara Webinar gratis bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan untuk memahami upaya dalam meningkatkan kreativitas metode pengajaran demi merealisasikan PJJ yang lebih inspiratif khususnya di bidang Pendidikan Agama Islam hari Jum’at, 04 Desember jam 14:00 – 16:00 WIB dengan virtual zoom yang dikritisi oleh Bapak Indra Charismiadji (Pemerhati & Praktisi Pendidikan), bahwa dengan Adaptasi Keterampilan Abad 21 agar anak didik lebih interaktif dan selalu berpartisipasi aktif adalah dengan program di antaranya : 1) Islamic Story Reading, 2) Collaborative Board “Nearpod”, 3) Muhadharah Program.

Sumber: Webinar gratis bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan, Jum’at, 04/12/20 persembahan MHIS

Selanjutnya disampaikan pula penjelasan tersebut oleh Ibu Ainunatin, bahwa:

1. Islamic Story Reading, bahwa keterampilan abad 21 salah satunya adalah literasi, bagaimana meningkatkan literasi pada anak-anak tersebut, yakni salah satunya adalah dengan membaca. Dan kami di sini (Mutia Harapan Islamic School) alhamdulillah sudah menjalankan ini yakni program Islamic Story Reading yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sebuah bacaan, melatih kepercayaan diri siswa untuk membaca sebuah cerita dan menanamkan nilai-nilai islam pembentukan karakter. Di MHIS dilaksanakan setiap hari Senin. Teknisnya Siswa akan membacakan sebuah cerita dari sebuah buku, siswa membacakan detail informasi buku tersebut (judul buku, penulis, ilustrator, penerbit), siswa yang mempresentasikan akan diberi 3 pertanyaan oleh siswa, siswa lain dan diberikan 2 pertanyaan oleh guru dan 1 pertanyaan dari presentator tersebut.

Untuk pelajaran tidak hanya cerita atau ceramah saja, tetapi ada media yang dapat digunakan untuk mengajarkan islamic, seperti ada QUIZIZZ, Kahoot dan NEARPOD (Collaborative board, draw it, climb).


2. Collaborative Board “NEARPOD”, salah satu untuk membuat anak didik berkolaborasi walaupun tidak dapat bertatap muka secara langsung, yakni menggunakan Nearpod. Dengan adanya bord yang sudah ada gambar-gambar tersebut pada digital base, anak-anak akan mengkolaborasikan dan menuliskannya.


3. Muhadharah Program, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Rangkaian program Muhadharah adalah di antaranya, Sholat dhuha, pembacaan do’a setelah dhuha, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan ceramah agama. Dimaksudkan agar anak-anak aktif dan tidak hanya sebagai penonton, anak didik yang hanya diam saja maka akan ada wadah yakni program Muhadharah ini. Dalam arti membiasakan dan terbiasa. Dalam hal ini dilatihkan dulu dengan membaca dan ada untuk do’a juga anak-anak yang membacakan do’a. Agar terbiasa untuk bicara dan membiasakan untuk berbicara.


Prosedur Kegiatan yang dilakukan di HMIS, Program dilaksanakan setiap hari Jum’at, ada yang bertugas MC, Pembaca Al-Qur’an (Quran reciter), imam, pembaca do’a setelah dhuha (du’a prayer) dan penceramah. Yang kesemuannya dilakukan dan dibiasakan kepada anak-anak, serta dipersilahkan untuk memilih tugas-tugas tersebut, yang tentunya dilatih dan dipancing terlebih dahulu agar dapat membiasakan untuk selalu aktif. Durasi yang diperlukan adalah 30 menit. Urutan kegiatan tersebut dimulai dari Pembukaan, shalat Dhuha, Pembacaan Doa, Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan ceramah keagamaan, (untuk jadwal per siswa dibuat, dalam hal paparan ini terlampir)


Kita bayangkan anak kelas 1 atau kelas 2 sudah dapat menjadi MC, membaca do’a juga penceramah. Dalam hal ceramah mereka diberi kebebasan kepada mereka, apa yang akan diceramahkan. Dalam hal ini juga tentu harus berkolaborasi dengan orang tua, karena tanpa komunikasi dan peran dari orang tua semua tidak akan berhasil dalam program ini. Kuncinya juga peran orang tua dalam dukungannya.

Yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah sosialisasi dengan anak-anak dahulu kemudian sosialisasi dengan orang tua.


Selanjutnya penjelasan dari Ibu Arum yakni penambahan materi tentang “MUHADHARAH PROGRAM GRADE 1 & 2”, yakni disampaikan sebagai berikut: Konsepnya adalah melatih anak-anak untuk keterampilan 21, pada dasarnya kita ditantang oleh covid-19 kita sebagai guru. Guru diharapkan kreatif dan inovatif tentunya seperti yang dilakukan oleh MHIS dengan menjawab tantangan covid-19 dengan program Muhadharah. Kita sebagai guru haruslah memberikan peran dalam kegiatan pembelajaran tersebut kepada anak didik. Anak-anak diberikan suatu kebebasan untuk memilih untuk tampil berperan sebagai apa. Semisalnya kita pertama mengajak mereka untuk bertemu secara virtual, kita sebagai guru menawarkan kepada anak didik siapa yang akan berperan sebagai pemimpin dalam pertemuan tersebut, siapa yang akan menjadi mc dan sebagainya. Ditawarkan kepada mereka agar mereka termotivasi secara alami, terbangun dari karakternya juga.


Dengan program Muhadharah ini akan menjadikan suatu pencegah ngantuk, dan perlu juga untuk komunikasi dan berkolaborasi dengan orangtua. Guru dan orang tua menjadi partner dan bukan menjadi seorang penjual dan pembeli.


Menciptakan kolaborasi antara peserta didik, guru dan orang tua.


Dikritisi oleh praktisi dan pemerhati pendidikan Bapak Indra Charismiadji, terbengong-bengong terhadapan paparan Ibu Ainun karena yang melaksanakan adalah kelas 1 dan 2 SD. Dan mempertanyaan dengan para guru, apakah mereka itu melakukan sendiri atau memang sudah dipersiapkan dulu oleh guru-gurunya atau diajarkan dulu (kamu jadi ini, kamu jadi itu) istilahnya sudah dipersiapkan dulu atau memang bagian dari pembelajaran yang organik yang muncul dari dalam diri anak sendiri.


Dijawab oleh Ibu Ainun kepada anak-anak diberi kebebasan tentunya dengan bantuan dari orang tua juga.


Dengan usia yang sebegitu tentunya perlu diatur, diajari dan dibantu tentunya (masih dalam percaya dan tidak percaya).

Sumber: Webinar gratis bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan, Jum’at, 04/12/20 persembahan MHIS

Menurut Bapak Indra menyimpulkan bahwa dengan adanya program yang dilaksanakan di MHIS ini berarti apa yang disampaikan pemerintah khususnya dalam SKB 4 menteri kemarin, yang mengatakan selama PJJ karena tidak adanya tatap muka menimbulkan learning loos, karena kemampuan kempuan kognitifnya tidak berkembang, kemampuan karakternya tidak muncul, tetapi apa yang baru saja disampaikan Ibu Ainun dan Ibu Arum, ini adalah pembelajaran dapat semua (karakternya dapat, keterampilan abad 21 nya dapat) dalam arti berhasil. Kolaborasi, komunikasi, kratif dan berpikir kitis. Semua tercapai dan meruntuhkan apa yang disampaikan pemerintah kalau PJJ ini gagal dan PJJ itu negatif, tetapi di Mutiara Harapan Islamic School ini justru berhasil apa resep apa ini (pertanyaan dari Bapak Indra).


Resepnya ternyata adalah kolaborasi, yang pertama adalah dirumuskan terlebih dahulu, dan dilaksanakan dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Dari mereka diberi pengertian diskripsi tentang pekerjaan tersebut, misalnya MC itu ngapain saja dan lain sebagainya, kemudian sebelum pelaksanaan satu harinya diadakan pengecekan dan gladinya termasuk melihat persiapannya.


Tantangan terberatnya : karena, wali kelas satu jadi ditahun ajaran ini belum pernah ketemu langsung dengan siswanya (anaknya)


retodem : membaca untuk mereka

Hanya bercerita dengan telur, telur ini untuk apa, telur ini diapakan.

Tantangannya adalah menjadikan anak yang pendiam itu dapat menjadi anak yang aktif.


Walaupun belum pernah anak didiknya dengan guru, dengan dipancing dengan sesuatu yang anak didiknya suka, bisa dengan suatu cerita, dan cerita yang tidak itu-itu saja, dengan berganti cerita-cerita. Dengan hanya dipancing dengan sebuah telur, maka anak akan bisa kreatif dengan telur itu mau diapakan dengan berbagai proyek. Ada yang telur digoreng, ada yang telur bikin omlet dan sebagainya.


Tips

1.    Gurunya harus memberi contoh, harus semangat, Kalau sudah semangat dan memberi motivasi, insya’allah mereka akan ngikut, Yang intinya dimulai dari gurunya dahulu yang selalu semangat.

2.    Guru harus dapat berkolaborasi, berkomunikasi dan memberikan timbal balik kepada orang tua.

3.    Jangan hanya terus memberi tugas terus

4.    Jangan sering memberi pertanyaan tetapi mulai dibalik dengan memberi pertanyaan tentang informasi (ada yang mau memberikan informasi?)


Tips yang lain:

1.    Adanya kolaborasi dan komunikasi yang baik antara guru, pihak sekolah dengan orang tua penting sekali dan ada testimony dengan orang tua.

2.    Menjadi orang tua sebagai mitra/partner dalam proses pembelajaran


Guru tidak boleh hanya memberikan doktrin saja, tetapi harus memberikan contoh-contoh yang kemudian dapat dipraktikkan oleh anak-anak. Untuk program ini, guru akan memberikan pilihan terlebih dahulu pilihan cerita dan anak didik diminta untuk memilihnya.


Demikian yang dapat saya tulis dari resume pertemuan virtual webinar yang diadakan dan dipersembahkan oleh TEACHIN.ID X Mutiara Harapan Islamic School. Semoga dapat bermanfaat dan untuk lebih jelas dapat disaksikan pada link youtube https://www.youtube.com/watch?v= lVTe43Yn4G0&feature=youtu.be


Selebihnya terima kasih penulis (admin blog) ucapkan kepada Ibu Ainunatin Mahfudhoh dan Ibu Arum Anindita, juga Bapak Indra Charismiadji serta Ibu Vivien (Teachin.id) sebagai moderator yang telah menshare dan bercerita tentang pengalaman dan tantangan serta program-program di Mutiara Harapan Islamic School dalam pembelajaran di masa pandemi covid-19 yang berhasil dengan pelaksanaan PJJ (tidak membosankan dan tetap aksis). Semoga apa yang disharekan oleh ibu dan bapak melalui webinar tersebut menginspirasi dan meningkatkan motivasi para guru Nusantara. Juga penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam hal meresume dan mengshare kembali dalam blog penulis ini. Ilmu yang tiada terkira dan pengalaman yang sungguh hebat yang telah disharekan dalam webinar tersebut.

#Dec6AISEIWritingChallenge 

11 komentar:

  1. Balasan
    1. alhamdulillah, semangat bu, saya mengikuti jadi banyak terinspirasi dari paparan beliau2.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Trimakasih bu, resume sekalian dijadikan file yang tersimpan bu.

      Hapus
  3. PJJ membuaktikan bahwa guru Indonesia pantang menyerah kalah dengan Corona.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul Omjay, pjj tidak semua gagal, tergantung niat dan kemauan yang bersangkutan. Semoga corona segera sirna.

      Hapus

Follow Us @soratemplates